Hati-hati! 7 Faktor Risiko Serangan Jantung pada Perempuan Usia Muda

8 Mei 2022, 15:55 WIB
Ilustrasi pasien wanita yang mengalami penyakit jantung. /RODNAE Production/Pexels

PR DEPOK – Sebuah studi yang dipublikasikan di JAMA Network Open baru-baru ini mengidentifikasi faktor risiko yang bisa memicu terjadinya serangan jantung atau infark miokard akut (IMA) pada pria dan perempuan berusia 55 tahun ke bawah.

Studi ini menyebutkan bahwa perbedaan jenis kelamin memberikan hasil signifikan terkait faktor risiko serangan jantung.

Para peneliti menggunakan data 2.264 pasien serangan jantung dari studi VIRGO (Variasi dalam Pemulihan: Peran Gender pada Hasil Pasien Infark Miokard Akut Muda)  dan hasilnya mengatakan bahwa faktor risiko IMA pada pria dan perempuan berbeda.

Baca Juga: Buruan Login eform.bri.co.id untuk Cek Penerima BPUM 2022, Dapatkan BLT UMKM Rp600.000

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Futurity, terdapat tujuh faktor risiko serangan jantung yang dikaitkan dengan perempuan di antaranya diabetes, depresi, hipertensi atau tekanan darah tinggi, merokok, riwayat keluarga IMA, pendapatan rumah tangga yang rendah, dan kolesterol tinggi.

Di sisi lain, faktor risiko serangan jantung tertinggi pada pasien pria yakni merokok dan riwayat keluarga mengidah IMA

Asisten Profesor di Yale School of Medicine dan penulis utama Yuan Lu menyebut tingkat serangan jantung pada perempuan usia muda telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos 2022 Lewat HP, Modal KTP Bisa Dapat Bantuan PKH, BPNT hingga BLT Minyak Goreng

“Perempuan muda dengan IMA adalah fenotipe yang tidak biasa atau ekstrem karena usia mereka”

“Di masa lalu, kami menemukan bahwa perempuan muda, tetapi bukan perempuan yang lebih tua, mempunyai risiko kematian dua kali lebih tinggi setelah IMA daripada pria dengan usia yang sama. Dalam studi baru ini, kami sekarang mengidentifikasi perbedaan yang signifikan dalam profil faktor risiko dan hubungan faktor risiko dengan IMA berdasarkan jenis kelamin,” tuturnya.

Para peneliti memakai analisis risiko populasi yang bisa diatribusikan untuk menilai dampak sejumlah faktor risiko serangan jantung pada tingkat populasi.

Baca Juga: BSU 2022 Siap Cair Mei? Akses kemnaker.go.id, Pekerja Bisa Dapat Subsidi Rp1 Juta

Hasilnya tujuh faktor risiko serangan jantung memberikan total 83,9 persen pada perempuan muda.

Sejumlah faktor risiko serangan jantung mempunyai efek yang lebih besar terhadap perempuan muda bila dikomparasikan dengan pria di rentang usia yang sama.

Beberapa faktor risiko serangan jantung tersebut di antaranya hipertensi, diabetes, depresi, dan kekurangan finansial.

Baca Juga: Cara Pasang Set Top Box atau STB pada TV Analog untuk Dapatkan Siaran TV Digital

Pasien perempuan muda menjadi representasi dari lima persen dari seluruh kasus serangan jantung di Amerika Serikat.

Setidaknya terdapat 40.000 kasus rawat inap karena serangan jantung pada perempuan muda setiap tahunnya.

“Saat kita berbicara mengenai serangan jantung pada perempuan muda, orang sering tidak menyadarinya. Jika kita bisa mencegah perempuan dari IMA, itu akan meningkatkan hasil,” ujarnya.

Baca Juga: Kekeringan dan Perang Rusia-Ukraina Diakui Membuat Petani Gandum di Irak Merasa Tertekan

Sementara itu, Profesor kedokteran di Yale University dan penulis senior Harlan M Krumholz menyebutkan bahwa penelitian ini memperlihatkan begitu pentingnya mempelajari serangan jantung pada perempuan muda.

“Sebuah kelompok yang sebagian besar telah diabaikan dalam banyak penelitian namun sama besarnya dengan jumlah wanita muda yang didiagnosis mengalami kanker payudara,” ujarnya.

Terakhir hasil dari studi ini memberikan rekomendasi kepada penyedia layanan kesehatan untuk mengaplikasikan strategi efektif terkait penyampaian panduan berbasis bukti untuk mencegah serangan jantung.

Baca Juga: Wakil Perdana Menteri Ukraina Sebut Wanita, Anak-anak dan Warga Lansia Telah Dievakuasi dari Mariupol

Selain itu, alat prediksi risiko pada pasien diyakini mampu membantu dokter mengidentifikasi mana yang paling berisiko dan memerlukan pengobatan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Futurity

Tags

Terkini

Terpopuler