Apa Itu Sifilis yang Meningkat di Indonesia? Berikut Gejala dan Penyebabnya

11 Mei 2023, 19:50 WIB
Ilustrasi. Kasus sifilis di Indonesia Simak informasi terkait penyakit sifilis yang kini tengah menigkat di Indonesia, termasuk gejala dan penyebab. /Tangkap layar - sehatnegeriku.kemkes.go.id

PR DEPOK – Apa itu penyakit sifilis? Bagaimana gejala dan penyebab menularnya penyakit tersebut?

Kementerian Kesehatan RI baru-baru ini melaporkan informasi terkini penyebaran penyakit sifilis di Indonesia.

Hingga tahun 2023, Kemenkes mencatat kasus sifilis meningkat hingga 70 persen mulai tahun 2016-2022.

“Untuk penyakit sifilis saja, dalam kurun waktu lima tahun meningkat kasusnya sebesar 70 persen,” ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril di Jakarta, Senin 8 Mei 2023 seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Perawat Internasional 2023, Gratis Bingkai Foto Keren untuk Dibagikan di Media Sosial

Penyakit ini dapat menular dari ibu ke bayi sehingga persentase abortus, bayi meninggal, atau sifilis kongienital meningkat hingga 80 persen.

Hal ini semakin diperparah dengan tingkat pengobatan ibu hamil penderita sifilis yang masih rendah. Persentasenya, 40 persen ibu diobati sedangkan 60 persen tidak mendapatkan pengobatan.

Apa itu Penyakit Sifilis?

Penyakit sifilis atau raja singa adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung dengan luka terbuka pada kulit atau selaput lendir yang terinfeksi.

Baca Juga: Harga Tiket Konser Coldplay di Jakarta Ada yang Dibanderol Rp11 Juta, Dapat Apa Aja?

Sifilis dapat menyebar melalui hubungan seksual, termasuk hubungan vaginal, anal, atau oral dengan pasangan yang terinfeksi. Selain itu, bayi juga dapat terinfeksi jika ibu mereka menderita sifilis selama kehamilan atau melahirkan.

Penyakit sifilis berkembang dalam empat tahap yang berbeda: primer, sekunder, laten, dan tersier. Gejala-gejala awal sifilis seringkali ringan atau tidak terlihat, sehingga seringkali sulit untuk dideteksi. Namun, jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada berbagai organ tubuh, termasuk sistem saraf, jantung, dan pembuluh darah.

Diagnosis sifilis dapat dilakukan melalui tes darah yang mengidentifikasi antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum. Pengobatan sifilis biasanya melibatkan pemberian antibiotik, seperti penisilin atau doksisiklin, yang efektif dalam membunuh bakteri penyebab infeksi.

Penting untuk segera mencari perawatan medis jika Anda memiliki gejala-gejala yang mencurigakan atau berisiko terkena sifilis. Penting juga untuk berpraktik seks aman dengan menggunakan kondom dan melakukan tes rutin untuk infeksi menular seksual, terutama jika Anda memiliki pasangan seksual baru atau tidak monogami.

Baca Juga: Mengenal Rabies: Pengertian, Ciri-Ciri, Cara Mengobati, dan Cara Mencegahnya

Gejala Penyakit Sifilis

Gejala penyakit sifilis dapat bervariasi tergantung pada tahap infeksinya. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin muncul pada setiap tahap:

1. Tahap Primer:

• Munculnya satu atau lebih chancre (luka terbuka) yang tidak nyeri pada daerah yang terinfeksi. Chancre biasanya muncul di area genital, anus, atau mulut.

• Chancre biasanya bersifat keras, tidak terasa sakit, dan dapat bertahan selama 3-6 minggu.

Baca Juga: Negosiasi Alot, Keluarga Glazer Diyakini Bakal Terima Tawaran Rp92,5 Triliun dari Sheikh Jassim

2. Tahap Sekunder:

• Ruam kulit yang muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Ruam ini sering tidak gatal.

• Lendir yang terinfeksi dapat mengeluarkan cairan yang mengandung bakteri sifilis.

• Gejala flu ringan, seperti demam, kelelahan, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kehilangan nafsu makan.

Baca Juga: Siswa Wajib Tahu! Jangan Lakukan Hal Ini jika KJP Plus Mei 2023 Tidak Mau Dicabut

3. Tahap Laten:

• Setelah tahap sekunder, sifilis dapat masuk ke tahap laten yang dapat berlangsung selama beberapa tahun.

• Pada tahap ini, tidak ada gejala yang terlihat atau hanya sedikit gejala yang muncul. Namun, bakteri tetap ada dalam tubuh dan infeksi masih dapat menular.

Baca Juga: Apa Itu Rabies? Ini Gejala pada Anjing dan Cara Perawatan untuk Korban

4. Tahap Tersier:

• Tahap ini adalah tahap lanjut yang dapat muncul setelah bertahun-tahun tanpa pengobatan.

• Gejala dapat melibatkan kerusakan organ dalam, sistem saraf, jantung, pembuluh darah, kulit, tulang, dan sendi.

• Gejala yang mungkin muncul termasuk masalah neurologis, gangguan mental, kerusakan jantung, masalah penglihatan, kebutaan, dan gangguan organ internal lainnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler