Apa yang Terjadi pada Otak Ketika Meminum Kopi, Tingkatkan Mood Salah Satunya

- 25 Juni 2021, 09:25 WIB
Ilustrasi kopi.
Ilustrasi kopi. /PIXABAY/ Engin_Akyurt

PR DEPOK – Sejumlah orang mungkin mengawali pagi harinya dengan meminum kopi karena minuman ini memang adalah yang paling populer di dunia.

Bukan hanya efek energi yang bisa dirasakan jika mengonsumsi kopi, namun ada beberapa dampak yang bisa terjadi pada otak.

Mengonsumsi kopi bisa meningkatkan mood, meningkatkan performa, mengurangi risiko dari demensia, bermanfaat untuk memori otak, dan membuat ngantuk setelah diminum.

Baca Juga: Muannas Alaidid Kecewa HRS Hanya Divonis 4 Tahun Penjara: Lebih Tinggi dari Tuntutan, Hukuman yang Tepat

Berikut yang terjadi pada otak ketika meminum kopi

1. Meningkatkan mood

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari eatthis, meminum secangkir kopi adalah salah satu cara termudah untuk meningkatkan mood atau suasana hati dan juga energi.

“Kopi bisa memiliki efek positif pada mood karena kandungan kafeinnya. Kafein dalam dosis rendah kurang dari 200 miligram telah terbukti membantu meningkatkan suasana hati,” ungkap Holly Kramer, MS, RDN dari My Crohn’s and Colitis Team.

Faktanya sebuah studi yang diterbitkan oleh JAMA Internal Medicine yang dilakukan pada lebih dari 50.000 responden wanita ditemukan fakta bahwa mengonsumsi kopi berkafein mereduksi risiko depresi pada subjek penelitian tersebut.

2. Meningkatkan performa pada tugas kognitif

Beberapa orang sering menjadikan kopi sebagai minuman yang bisa meningkatkan performa di tempat kerja.

Baca Juga: Habib Rizieq Divonis 4 Tahun Penjara, Hasmi Bakhtiar: Gak Ada yang Bisa Bantu, Usul Perbaiki Cara Perjuangan

Sebuah penelitian yang dipublikasi oleh jurnal Psychopharmacology pada satu kelompok individu yang diberi kopi dengan empat interval sepanjang hari termasuk satu gelas yang diberikan 65 miligram kafein.

Pada kelompok lain mengonsumsi kopi dengan 200 miligram tambahan kafein sekali sehari.

Hasilnya penelitian menemukan bahwa kedua kelompok mengalami kecemasan dan kewaspadaan yang meningkat yang dibarengi oleh performa dalam mengerjakan berbagai hal seperti tugas kognitif dan tugas yang membutuhkan respons berkelanjutan.

3. Mengurangi risiko demensia

Jika anda punya riwayat keluarga yang menderita demensia atau tetap ingin bugar secara kognitif sejalan dengan bertambahnya usia maka kopi bisa jadi opsi yang bermanfaat untuk kesehatan otak dalam jangka panjang.

Baca Juga: Prediksi Babak 16 Besar Euro 2020 Wales vs Denmark, Kedua Tim Berebut Satu Tiket ke Perempat Final

“Kopi meningkatkan fokus, stamina mental, dan dapat membantu mencegah penurunan kognitif,”, tutur Caroline Thomason, RD, CDCES, ahli diet dan pendidik diabetes.

Thomason juga mengatakan bahwa kopi sudah terbukti bisa mereduksi risiko demensia, parkinson, dan Alzheimer.

Sebuah jurnal meta analisis di tahun 2010 yang dipublikasi oleh Journal of Alzheimer’s Disease mendapatkan fakta bahwa konsumsi tiga sampai lima cangkir kopi sehari di usia paruh baya mereduksi risiko seseorang menderita Alzheimer atau bentuk lain dari Demensia sebesar 65 persen.

4. Bermanfaat untuk memori otak

Jika seseorang semakin pelupa, maka sedikit mengonsumsi kopi berkafein bisa membantu memperbaiki keadaan tersebut.

Baca Juga: Hadirkan 11 Saksi dari Sekda Bandung Barat, KPK Dalami Arahan Aa Umbara Soal Pengerjaan Proyek

“Kopi mempunyai banyak antioksidan yang baik untuk fungsi otak. Antioksidan ini dapat membantu melindungi dan menyehatkan sel-sel otak menurut penelitian awal. Ini merupakan bagian dari mengapa kopi dapat dikaitkan dengan memori yang lebih baik dan mereduksi kehilangan memori terkait usia jika kopi dikonsumsi dalam jangka panjang,” ungkap Heidi Moretti, RD, seorang penasihat nutrisi residen dari Sovereign Laboratories.

5. Memungkinkan rasa ngantuk setelah meminumnya

Kafein dalam kopi memang bisa memberikan dorongan energi sementara, namun bisa juga mengakibatkan kelelahan dalam jangka panjang.

“Minum kopi tidak hanya mempengaruhi otak Anda saat Anda meminumnya tetapi juga setelah Anda berhenti meminumnya, karena tubuh Anda kekurangan hormon seperti adrenalin dan dopamin. Ini adalah hormon yang membantu Anda tetap terjaga. Sebaliknya, ketika adenosin masuk, menyebabkan Anda merasa lelah dan mungkin juga menyebabkan sakit kepala,” jelas Zachary Okhah, MD, pendiri dan kepala ahli bedah di PH-1 Miami.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: eatthis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x