Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Mengonsumsi Makanan Pedas? Salah Satunya Bisa Turunkan Berat Badan

- 27 Juni 2021, 16:15 WIB
Ilustrasi makanan pedas.
Ilustrasi makanan pedas. /Unsplash/emy

PR DEPOK – Mengonsumsi makanan pedas bisa menjadi salah satu opsi bila seseorang mengalami pilek, mulut kering, flu dan lain sebagainya.

Faktanya ada banyak hal yang ditimbulkan dari mengonsumsi makanan pedas, di antaranya, mereduksi risiko terjadi maag, mengalami gangguan pencernaan, menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, dan menurunkan risiko kanker.

Bahkan seseorang yang mengonsumsi makanan pedas pada enam sampai tujuh hari dalam sepekan berpotensi mereduksi risiko kematian total sebesar empat belas persen dibandingkan dengan yang hanya mengonsumsi sekali sepekan.

Baca Juga: Apa yang Terjadi pada Otak Ketika Meminum Kopi, Tingkatkan Mood Salah Satunya

Namun perlu diperhatikan bahwa makanan pedas juga punya dampak negatif seperti gangguan gastrointestinal pada orang-orang tertentu.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Eat This Not That, berikut yang terjadi pada tubuh ketika mengonsumsi makanan pedas

1. Mereduksi risiko terjadi maag

Cabai memiliki kandungan zat bernama capsaicin yang biasanya disangkakan mengakibatkan maag.

Namun seorang dokter dan kontributor dari Invigor Medical Dr Leann Poston mengungkapkan sebaliknya.

Baca Juga: 5 Makanan Terburuk yang Mempercepat Penuaan, Mulai dari Makanan Pedas hingga Makanan Manis

“Capsaicin menghambat produksi asam dengan cara meningkatkan aliran darah ke perut, dan meningkatkan produksi lendir,” ucap Poston.

Ada sejumlah penelitian yang mendukung hal ini. Dr Poston mengatakan bahwa penyebab paling umum dari terjadinya tukak lambung adalah seringnya mengonsumsi obat antiinflamasi non-steroid seperti ibuprofen.

2. Mengalami gangguan pencernaan

Makanan pedas bisa jadi bukan penyebab penyakit maag, namun bisa memicu terjadinya refluks asam atau bahkan memperburuknya. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya gangguan pencernaan.

Baca Juga: Waspadai Kopi dan Makanan Pedas Saat di Rumah Menghindari Penyebaran Virus Corona

“Makanan pedas dapat mengakibatkan otot bulat kecil yang memisahkan kerongkongan dari kantong perut menjadi kendur dan tetap terbuka saat seharusnya ditutup,” kata Celine Beitchman, seorang Direktur Nutrisi di Institute of Culinary Education.

Beitchman mengatakan jika hal itu terjadi maka bisa memicu terjadi feluks di saluran pencernaan bagian atas.

Makanan pedas juga bisa mengiritasi jaringan sampai ke saluran pencernaan. Sebaiknya bagi penderita IBS, penyakit Crohn, celiac, kolitis ulsertiva, atau refluks asam untuk menjauhi atau mengurangi makanan pedas.

3. Menurunkan berat badan

Psikiater nutrisi penulis 'This Is Your Brain on Fdan ood' Dr. Uma Naidoo, MD, mengatakan bahwa kandungan capsaicin bisa memberi manfaat bagi kesehatan dan mengurangi berat badan.

Baca Juga: Hidup Lebih Lama dengan Konsumsi Cabai Rawit, Berikut Ini Manfaat Tak Terduga yang Bantu Perpanjang Umur

“Capsaicin sangat bermanfaat bagi kesehatan metabolisme untuk mereduksi berat badan pada seseorang yang menderita obesitas,” kata Naidoo.

Sebuah studi di tahun 2012 mengungkapkan bahwa konsumsi capsaicin mampu membakar kalori sebesar 50 lebih banyak per harinya.

4. Meningkatkan kesehatan jantung

Dr Carrie Lam, MD menuturkan bahwa mengonsumsi makanan pedas terbukti ada korelasi dengan menurunnya kejadian penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.

Baca Juga: Dijanjikan Imbalan Rp200.000 untuk Selundupkan Sabu ke dalam Cabai, Rekan Napi Ini Terancam 20 Tahun Penjara

“Budaya mengonsumsi makanan pedas sudah terbukti hubungan dengan berkurangnya kejadian penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung,” tutur Lam.

Mengacu pada Mayo Clinic, capsaicin yang terkandung dalam makanan pedas mempunyai sifat anti peradangan yang penting untuk kesehatan jantung.

Peradangan bisa mengakibatkan munculnya penumpukan plak di dinding pembuluh darah. Dr. Lam juga mengatakan ada vitamin A dan vitamin C yang punya fungsi memperkuat dinding otot jantung.

5. Menurunkan risiko kanker

Sebuah studi di tahun 2007 mendapatkan hasil bahwa molekul pada capsaicin punya fungsi untuk mengikat zat protein pada sel tumor dan menghapusnya tanpa harus merusak sel sehat di area sekitarnya.

Baca Juga: Atasi Naik Turunnya Harga Cabai, Peneliti: Penggunaan ‘Cold Storage’ Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Ini

Studi lain yang dipublikasi oleh The Journal of Clinical Investigation mengatakan hewan uji tikus yang diberi capsaicin mampu mengaktifkan reseptor sel di lapisan ususnya agar mampu mengurangi risiko tumbuhnya tumor.

Terakhir studi dari Harvard University tahun 2015 menjelaskan jika seseorang mengonsumsi cabai hampir setiap hari dapat mereduksi risiko terjadinya kanker sebesar delapan persen.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Eat This Not That


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah