BERITA BAIK Indonesia Temukan Anticovid, Jamu 'Penangkal' Virus Corona

- 1 April 2020, 19:47 WIB
ILUSTRASI jamu.*
ILUSTRASI jamu.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Banyak masyarakat dunia khususnya di Indonesia yang terus menanti kabar adanya vaksin atau penyembuh virus corona. Tidak jarang, obat herbal jadi alternatifnya.

Obat herbal dinilai mampu menghilangkan gejala flu Covid-19 beserta sakit tenggorokan, demam, dan sesak nafas.

Kali ini ditemukan oleh sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Indonesia Green Innovation (Indonegri).

Setelah melakukan penelitian panjang, komunitas tersebut mengaku telah menemukan obat herbal "ANTICOVID" yang berkhasiat untuk menghilangkan gejala flu Covid-19 dan gejala flu biasa.

Baca Juga: Piramida Giza Mesir Menyala Sampaikan Pesan Solidaritas pada Dunia Melawan Virus Corona 

"Melalui penelitian di bidang biomolekuler dan bioinformatika, kami telah menemukan beberapa senyawa kandidat yang dapat mengatasi SARS COV-2," kata Chief Research Officer Komunitas Indonegri, Dr. Sulfahri di Surabaya pada Rabu 1 April 2020 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Penelitian diawali dengan menargetkan 3 protein pada SARS-CoV-2 yang bertanggung jawab pada replikasi dan penempelan SARS-CoV-2 pada sel inang, yaitu ACE-2, 3-chymotrypsin-like protease (3CL-protease), dan COVID-19 Polymerase.

3CL-protease merupakan protease utama yang digunakan dalam proses replikasi virus.

Sedangkan Covid-19 Polymerase juga merupakan protein untuk replikasi RNA yang berfungsi sebagai reseptor target.

Baca Juga: Hengky Kurniawan Pinjamkan Rumahnya di Jakarta untuk Tenaga Medis 

"Beberapa herbal di Indonesia diduga mengandung senyawa potensial yang memiliki kemungkinan untuk menghambat protein 3CL-protease dan Covid-19 Polymerase," tutur Sulfahri.

Lebih lanjut, Sulfahri mengungkapkan tentang tiga senyawa aktif yang berhasil diidentifikasi dari herbal potensial nusantara.

Ketiganya adalah Kaempferol, Quercetin, dan Purpurin 18 Methyl Ester.

Berdasarkan uji molekular docking, bioactivity, dan drugs likeness,
senyawa-senyawa itu dapat menjadi kandidat obat SARS-CoV2.

Baca Juga: Pilkada 2020 Resmi Ditunda, KPU Depok Nonaktifkan Ratusan PPK 

"Efektivitas senyawa aktif yang diidentifikasi dibandingkan dengan senyawa pembanding, yaitu Klorokuin yang merupakan senyawa yang telah banyak dieksplor oleh ilmuwan Tiongkok untuk mengobati COVID-19," ujarnya.

Dari penelitian itulah, Sulfahri menyampaikan bahwa ada beberapa jenis rempah yang dipilih oleh pihaknya untuk diformulasikan menjadi produk unggulan.

Rempah tersebut di antaranya adalah Zingiber officinale, Curcuma zedoaria, Clinacanthus nutans, Curcuma domestica, Caesalpina crista, Vemonia amygdalina, dan Nigelia sativa.

"Alasan utama dalam pemilihan jenis-jenis rempah tersebut adalah bahwa secara tradisional rempah-rempah tersebut telah terbukti secara turun-temurun dapat digunakan sebagai rempah yang mampu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh," katanya.

Baca Juga: 3 Pasar Tradisional di Depok Ubah Gaya Belanja dengan Sistem Online 

Selain itu, adanya kandungan Kaempferol, Quercetin, dan Kaempferol di dalam rempah-rempah tersebut maka produk ini lebih dipercaya akan menjaga dan mengobati tubuh dari SARS CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Agar mudah dikonsumsi, tujuh jenis rempah ini, akan dikemas oleh Komunitas Indonegri sebagai obat kapsul.

"ANTICOVID" dibuat dalam bentuk simplisia agar tidak menghilangkan nilai gizi yang terkandung di dalam bahan baku sehingga selain senyawa aktif, yang meminum obat ini juga akan memperoleh zat gizi lain berupa vitamin dan mineral untuk menunjang imunitas tubuh.

Baca Juga: BERITA BAIK, WHO Laporkan Penurunan Kasus Baru Virus Corona di Dunia 

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Sulfahri memastikan bahwa ANTICOVID yang dibuat oleh Komunitas Indonegri merupakan obat tradisional kategori Jamu.

"Jamu adalah obat tradisional Indonesia yang tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan pembuktian empiris atau turun-temurun.

"Maka berdasarkan peraturan di atas, logo jamu pada kemasan herbal ANTICOVID menjelaskan bahwa obat ini tidak memerlukan uji praklinis maupun uji klinis," katanya.

Sementara itu, Chief Communication Officer Indonegri, Dery Isfandriyati mengatakan jika sudah cukup banyak anggota komunitas yang merasa sangat terbantu setelah mengonsumsi herbal ANTICOVID.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Ratusan Narapidana di Rutan Depok Bebas 

"Obat ini dirasa mampu menghilangkan gejala flu biasa maupun Covid-19 yang hampir mirip. Seperti sakit tenggorokan, demam, maupun sesak tanpa ada efek samping," tutur dia.

Saat ini, produk herbal ANTICOVID hanya diproduksi untuk pemenuhan internal komunitas dan belum dapat dikomersialkan secara bebas.

Oleh sebab itu, Siti Mushlihah sebagai Founder telah bersiap mengurus izin BPOM untuk herbal ANTICOVID agar bisa konsumsi oleh masyarakat luas.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x