“Masyarakat menjadi mudah terbawa penegakan diagnosa sendiri, dengan menilai diri sendiri mengalami gangguan psikologis, mulai dari burn out, fatigue, trauma, depresi, dan lain-lain sehingga memerlukan penanganan psikologis khususnya 'healing' yang banyak diterjemahkan dengan kegiatan rekreasi dan liburan,” ucapnya menjelaskan.
Baca Juga: Syarat Mendapatkan BLT BBM 2022 dari Kemensos, Bansos Rp600.000 Masih Cair di Kantor Pos
Sejatinya, self healing menurut Kasandravati merupakan sebuah proses penyembuhan yang dilakukan secara mandiri dari luka batin, trauma, atau mental yang sudah terlalu lelah.
“Secara psikologis, mereka yang memerlukan self healing adalah mereka yang baru mengalami kejadian atau kondisi yang menantang secara emosional atau mungkin mengalami masalah kesehatan, baik fisik maupun mental,” tutur dia memaparkan.
Akan tetapi, self healing atau penyembuhan diri juga merupakan metode yang dapat dilakukan dalam kondisi baik itu sakit maupun ketika sehat.
Baca Juga: Lukas Enembe Tak Hadiri Panggilan Kedua KPK, Jokowi Ingatkan agar Hormati Proses Hukum
Pada dasarnya, kata dia, semua individu memiliki tantangan yang harus dihadapi, yang mana sebagian mungkin memiliki tantangan emosional, yang lain memiliki tantangan fisik, serta beberapa dari orang-orang memiliki keduanya.
“Untungnya, manusia sebenarnya memiliki banyak kekuatan untuk membuat perubahan positif pada kesejahteraan diri," katanya.
Seseorang dapat mengubah cara berpikir dan cara melakukan sesuatu agar tercipta sebuah upaya ‘menyembuhkan diri’ dan pulih dari kesulitan yang dialami,” ujar dia lagi.