Terapi Plasma Konvalesen Dipercaya Efektif Jadi Pengobatan Alternatif Covid-19

- 27 Juni 2020, 19:28 WIB
ILUSTRASI metode penyembuhan plasma darah.*
ILUSTRASI metode penyembuhan plasma darah.* /Pixabay/

PR DEPOK - Virus corona baru disebutkan telah mengalami mutasi di berbagai negara yang terjangkit.

Adanya mutasi ini semakin banyak diperbincangkan karena gejala yang muncul bisa berbeda-beda pada setiap individu yang terinfeksi dan juga semakin banyak indikasinya.

Namun, seiring dengan perkembangan infeksi virus yang sudah hampir menjangkit lebih dari 9 juta orang di dunia, keluhan yang dijumpai pada pasien positif terinfeksi Covid-19 pun semakin beragam.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Kembali Pecahkan Rekor, 1.385 Orang Terinfeksi 

Sementara itu, para ilmuwan di berbagai negara tengah melakukan penelitian vaksin virus corona.

Karena pengembangan vaksin itu membutuhkan waktu yang cukup lama, maka terapi Plasma Konvalesen menjadi salah satu terapi alternatif untuk mengobati pasien positif Covid-19.

Terapi alternatif ini sebetulnya bukan merupakan hal baru. Terapi ini telah digunakan sejak satu abad yang lalu untuk mengobati banyak penyakit, termasuk penyakit difteri.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Kembali Pecahkan Rekor, 1.385 Orang Terinfeksi 

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs BNPB, dr. Erlina Burhan mengatakan bahwa terapi Plasma Konvalesen ini merupakan terapi yang sudah cukup lama dan digunakan untuk penyakit-penyakit seperti difteri, SARS, MERS, dan flu burung.

"Hanya, masih terbatas untuk uji klinis. Demikian juga dengan Covid-19, dipakai di banyak negara namun hanya sebatas uji klinis,” ujar Erlina.

Erlina yang masuk dalam Tim Pakar dokter Gugus Tugas Nasional juga menuturkan bahwa banyak negara yang telah menggunakan terapi plasma konvalesen dengan hasil yang lumayan bagus dan cukup efektif.

kendati demikian, keberhasilan terapi yang telah dilakukan di banyak negara tersebut masih terbatas pada jumlah pasien yang sedikit.

Baca Juga: Berencana Miliki Sendiri Setelah Brexit, Pakar Ruang Angkasa: Inggris Telah Salah Beli Satelit 

Oleh karena itu, saat ini negara Amerika Serikat sendiri tengah melakukan pengujian terapi plasma konvalesen kepada pasien dalam jumlah yang banyak, tetapi masih belum merilis publikasi secara resmi terkait hal tersebut.

“Misalkan di Tiongkok, di sana terdapat 4 studi yang dilaporkan uji klinisnya, tapi sayangnya pasiennya masih sedikit. Ada yang dilakukan kepada 5 pasien, 10 pasien, 6 pasien, dan bahkan yang di Korea hanya 2 pasien,” tutur Erlina.

Terapi plasma konvalesen di Indonesia sendiri, saat ini masih berada dalam tahap uji klinis kepada para pasien positif COVID-19 dengan gejala berat.

Baca Juga: Ulahnya Viral, Pedagang Bakso yang Ludahi Mangkuk Pembeli Hanya Akan Dibina Polisi 

Lebih lanjut, Erlina mengungkapkan bahwa pihaknya masih belum bisa mengambil kesimpulan yang tegas bahwa terapi plasma konvalesen ini bisa digunakan sebagai pengobatan yang rutin kepada pasien positif COVID-19.

Meski demikian, para pakar dokter dalam satuan Gugus Tugas Nasional berharap hal ini bisa menjadi alternatif penyembuhan hingga vaksin ditemukan.

Namun, hal yang paling penting saat ini adalah bagaimana cara masing-masing individu untuk melakukan tindakan pencegahan karena Covid-19 ini masih belum ditemukan obatnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x