Network
PR DEPOK - Dodol Betawi umumnya dihasilkan sebagai hidangan istimewa untuk berbagai perayaan, seperti pesta, bulan Ramadan, Idul Fitri, atau Idul Adha. Khususnya menjelang hari raya, dodol Betawi menjadi laris di pasaran.
Namun, karena proses pembuatannya yang kompleks, hanya sedikit orang yang memiliki keahlian dalam membuat dodol Betawi. Tradisi pembuatan dodol Betawi dilakukan secara kolektif menjelang Idul Fitri atau Lebaran.
Keluarga besar suku Betawi, yang dulunya hidup berdekatan, saling bekerja sama dengan menyediakan bahan-bahan dasar pembuatan dodol. Para pria bertanggung jawab dalam proses pembuatan dodol Betawi dan mengaduk adonan, sementara para wanita menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.
Sambil menunggu dodol matang, ibu-ibu sibuk menyiapkan hidangan berbuka puasa. Setelah matang, dodol Betawi dibagi secara adil berdasarkan jumlah keluarga dengan memberikan "uang" dodol.
Baca Juga: TOP 5 Tempat Nongkrong Asik di Samarinda dengan View City Light, Instagramable dan Free Wifi
Proses pembuatan dodol
Betawi bukanlah tugas yang mudah. Dalam satu panci kuali besar dengan diameter mencapai satu meter, adonan dodol harus diaduk selama tujuh jam tanpa henti. Jika adonan dihentikan, dodol akan mengeras dan rasa tidak merata.
