PR DEPOK - Setiap orang memiliki emosi yang belum diproses yang berasal dari pengalaman hidupnya dalam tingkat tertentu. Namun, emosi yang terlalu lama tidak di proses atau dilepaskan dan terperangkap akan semakin menumpuk sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup.
Emosi yang menumpuk akhirnya menjadi “beban emosional”. Istilah tersebut identik dengan gambaran fenomena trauma terhadap masa lalu, pengalaman negatif dalam kehidupan, hubungan, dan karier.
Seringkali, seseorang yang memiliki beban emosional yang menumpuk bisa tercermin dari postur tubuh yang menandakan bahwa seseorang membawa beban yang tak tertahankan. Tak jarang hal tersebut menjadi hal yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan menghalanginya untuk bergerak maju.
Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Healthline, emosi yang terperangkap tidak bisa hilang begitu saja jika dibiarkan. Sebaliknya, jika gejala stres, traumatis tidak diolah dan dilepaskan akan bermanifestasi secara fisik.
Hal itu kemungkinan otak mengasosiasikan area tersebut dengan suatu memo tertentu.
Menurut Mark Olson, PhD, LMT, pemilik dan direktur Pacific Center for Awareness & Bodywork mengatakan bahwa Sentuhan dapat memunculkan emosi atau ingatan yang dapat menciptakan sensasi di area tubuh tertentu.
"Emosi secara konstan dihasilkan - secara tidak sadar atau sadar - sebagai respons terhadap pengaktifan kembali ingatan atau tujuan yang tidak terpenuhi,"
"Sentuhan pada area X hanyalah stimulus yang dapat diandalkan untuk merekonstruksi pola yang terkait dengan peristiwa traumatis tersebut." kata Olson dikutip dari Healthline.