Beban Emosi yang ‘Terperangkap’ Bisa Pengaruhi Kualitas Hidup, Begini Teknik Melepaskannya

- 13 Januari 2024, 14:33 WIB
Teknik melepaskan beban emosi yang terperangkap.
Teknik melepaskan beban emosi yang terperangkap. /Pexels/Karolina Grabowska

PR DEPOK - Setiap orang memiliki emosi yang belum diproses yang berasal dari pengalaman hidupnya dalam tingkat tertentu. Namun, emosi yang terlalu lama tidak di proses atau dilepaskan dan terperangkap akan semakin menumpuk sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup.

Emosi yang menumpuk akhirnya menjadi “beban emosional”. Istilah tersebut identik dengan gambaran fenomena trauma terhadap masa lalu, pengalaman negatif dalam kehidupan, hubungan, dan karier.

Seringkali, seseorang yang memiliki beban emosional yang menumpuk bisa tercermin dari postur tubuh yang menandakan bahwa seseorang membawa beban yang tak tertahankan. Tak jarang hal tersebut menjadi hal yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan menghalanginya untuk bergerak maju.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Healthline, emosi yang terperangkap tidak bisa hilang begitu saja jika dibiarkan. Sebaliknya, jika gejala stres, traumatis tidak diolah dan dilepaskan akan bermanifestasi secara fisik.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Minggu, 14 Januari 2024: Jaktim Hujan Ringan, Kepulauan Seribu Waspada Petir

Hal itu kemungkinan otak mengasosiasikan area tersebut dengan suatu memo tertentu.

Menurut Mark Olson, PhD, LMT, pemilik dan direktur Pacific Center for Awareness & Bodywork mengatakan bahwa Sentuhan dapat memunculkan emosi atau ingatan yang dapat menciptakan sensasi di area tubuh tertentu.

"Emosi secara konstan dihasilkan - secara tidak sadar atau sadar - sebagai respons terhadap pengaktifan kembali ingatan atau tujuan yang tidak terpenuhi,"

"Sentuhan pada area X hanyalah stimulus yang dapat diandalkan untuk merekonstruksi pola yang terkait dengan peristiwa traumatis tersebut." kata Olson dikutip dari Healthline.

Baca Juga: Cara ke Taman Mini Menggunakan Transportasi Umum, Lebih Cepat dan Efisien

Energi emosi negatif yang tidak diolah dan dilepaskan akan diekspresikan dengan bentuk kebencian, pengambilan keputusan yang buruk, sabotase diri sendiri, reaksi yang berlebihan, peningkatan stres dan kecemasan, depresi, dan kelelahan.

Menurut Kelly Vincent, PsyD, emosi yang terperangkap diibaratkan seperti membawa tas ransel yang besar. Hal ini akan membebani kita, mempengaruhi suasana hati kita, dan menguras energi kita. Selain itu, ia mencatat bahwa hal tersebut juga dapat merusak jaringan tubuh dan mencegah fungsi normal organ dan kelenjar.

Cara Melepaskan Emosi

Pernahkah Anda merasa ingin menangis, berteriak, tertawa, memukul bantal, atau menari?

Baca Juga: Link Daftar Antrian KJP Pasar Jaya 2024 Sudah Dibuka atau Belum? Cek Update Info Terbarunya di Sini

Kita sering diajarkan untuk mengubur rasa sakit dan terus bertahan. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan emosi yang tertekan, yang juga dikenal sebagai penghindaran bawah sadar.

Penelitian dari tahun 2019 mengaitkan represi emosional dengan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Berikut adalah beberapa cara untuk melepaskan emosi yang terperangkap.

1. Mengakui perasaan yang anda rasakan

Baca Juga: 8 Rumah Makan dan Kuliner Enak yang Sediakan Banyak Menu Mantap di Probolinggo, Cek Lokasinya

Semakin Anda mengakui perasaan Anda, memahami emosional yang Anda rasakan, maka Anda akan mudah mencerna perasaan dengan cara yang sehat.

2. Mengatasi trauma masa lalu

Sering kali, ada hal-hal yang kita bawa selama bertahun-tahun yang berasal dari masa kanak-kanak. Hal tersebut jika tidak segera diselesaikan akan muncul dalam banyak cara, termasuk menyalahkan diri sendiri, melemparkan kesalahan pada orang lain, merasa tertekan, menarik diri dari kegiatan sosial dan sebagainya.

Untuk mengatasi trauma, Olson mengatakan bahwa sangat penting untuk merasakan kesedihan tentang fakta bahwa Anda mungkin tidak pernah mendapatkan apa yang Anda inginkan atau pantas dapatkan bertahun-tahun yang lalu.

Baca Juga: Pentingnya Keselamatan dalam Kegiatan Pembersihan Gedung Tinggi

Lebih lanjut Olson mengatakan bahwa setelah Anda menerima kesedihan yang dirasakan, maka langkah selanjutnya anda dapat mengakui strategi adaptif yang Anda kembangkan sebagai hasilnya.

3. Mengeksplorasi trauma masa kecil

Anda bisa mengeksplorasi trauma masa kecil dahulu dengan mencoba memahami bagian-bagian dari diri yang disembunyikan, yang disebabkan karena rasa malu atau ketidaknyamanan.

4. Melakukan gerakan yang disengaja

Baca Juga: 8 Rumah Makan Populer di Banjarnegara dengan Menu Beragam, Cek Lokasinya

Dengan melakukan gerakan yang disengaja bisa melepaskan energi yang tersimpan sekaligus membantu otak mengenali perbedaan antara ketegangan dan relaksasi.

"Ketika kita dengan sengaja bergerak, kita dapat menciptakan rasa aman dalam tubuh kita yang mungkin belum pernah kita alami sebelumnya, terutama bagi individu yang memiliki trauma yang tersimpan," kata Vincent.

Anda bisa melakukan gerakan seperti menari, peregangan, yoga, gemetar, seni bela diri, tai chi, jalan, meditasi,dan latihan pernafasan perut.

Dengan menggunakan teknik-teknik untuk mengatasi emosi Anda, seperti terapi, gerakan yang disengaja, dan latihan mengeksplorasi trauma masa kecil, Anda dapat belajar untuk beranjak dari trauma masa lalu dan melepaskan ketegangan tubuh yang dapat mempengaruhi kualitas hidup.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x