Network
PR DEPOK - Hari Raya Idul Fitri identik dengan makanan bersantan yang memicu naiknya kolesterol jahat, seperti opor, rendang, sayur godog, dan masih banyak lagi.
Bukan hanya masakan bersantan, kue-kue kering yang mengandung tepung, gula, minuman bersoda, sirup yang tinggi akan gula, merupakan pemicu kolesterol jahat dalam tubuh.
Seperti kita ketahui bahwa kolesterol akan tinggi jika mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh seperti gorengan, es krim, udang, keju, jeroan, daging olahan, kulit ayam, dan lain-lain.
Ustadz dr. Zaidul Akbar dalam kanal YouTube pribadinya memberikan solusi cara terbaik mencegah kolesterol.
Dokter Zaidul Akbar pun menjawab pertanyaan salah satu jamaah apa ramuan untuk kolesterol, yaitu puasa.
"Ramuan herbal untuk kolesterol? Puasa, puasa paling efektif menurunkan kolesterol," jawab dr. Zaidul Akbar dikutip PikiranRakyatDepok.com dari kanal YouTube @dr. Zaidul Akbar official bertajuk "Herbal untuk Kolesterol" tayang pada 3 September 2020.
Baca Juga: Cara Cek Nama Penerima KLJ 2024, Bantuan Kartu Lansia Jakarta Tahap 2 Sudah Cair atau Belum?
Selain puasa, beliau pun menjelaskan bahwa ramuan herbal untuk menurunkan kolesterol itu banyak, seperti minyak zaitun, madu, propolis, bisa disesuaikan dengan anggaran. Rimpang-rimpangan (jahe dan kunyit) yang paling mudah ditemukan dan harganya pun terjangkau.
Kemudian beliau menjelaskan rekomendasi resep yang dapat menurunkan kolesterol yaitu minum habbatussaudah 5 butir pagi dan 5 butir malam, jahe kunyit 2 hari sekali, minum air putih 2 sampai 3 liter sehari, dan rutin bekam.
Namun, resep di atas akan terasa berat untuk menurunkan kolesterol, jika tidak diikuti dengan pola makan yang tidak teratur dan masih sering mengonsumsi makanan berminyak, tepung-tepung yang tinggi, jarang makan sayur dan buah (makanan sehat) serta sedikit minum air putih, dan tidak berolahraga.
Baca Juga: 10 Lokasi Bakso di Depok yang Bisa Didatangi saat Libur Lebaran 2024, Intip Alamatnya di Sini
Minum ramuan herbal pun jangan berharap tinggi, kolesterol akan stabil tanpa diikuti pola makan dan hidup yang sehat.
"80 persen tubuh kita terbentuk dari makanan," bebernya lagi.***
