Network
PR DEPOK - Akhir-akhir ini, gejala kolesterol sedang marak terjadi di Indonesia. Kolesterol sendiri merupakan kondisi dimana darah memiliki kadar zat lemak berlebih. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tingkat penderita kolesterol di Indonesia cukup tinggi yakni sekitar 28 persen dari total penduduk Indonesia. Lebih buruk lagi, sekitar 7,9 persen orang meninggal akibat penyakit berbahaya ini.
Penyakit kolesterol sendiri tidak hanya menyerang orang dewasa saja, namun juga remaja bahkan hingga anak-anak. Penyakit kolesterol pada anak menjadi momok yang menakutkan bagi orang tua karena dapat memicu terjadinya penyakit berbahaya lain saat mereka bertambah usia seperti diabetes dan serangan jantung.
Studi di Amerika Serikat sendiri mengungkapkan, 1 dari 5 anak dan remaja (sekitar 7,4 persen) memiliki kolesterol tinggi. Penyebab anak dapat terkena kolesterol sendiri bermacam-macam, mulai dari pola makan, keturunan, hingga kegemukan. Salah satu tanda anak memiliki kolesterol tinggi yaitu jika kadar lemak total ≥200 mg/dl atau kadar lemak jahat ≥130 mg/dl.
Bunda ingin tahu tanda-tanda lain anak memiliki kolesterol tinggi? Yuk simak tanda-tandanya berikut, dirangkum dari berbagai sumber!
Baca Juga: 7 Soto Terkenal Enak dan Lezat di Kediri, Jawa Timur, Citarasa Rempahnya Menggugah Selera
Tanda Kolesterol pada Anak
1. Mudah lelah
Anak-anak biasanya akan terlihat aktif dan ceria sebagai tanda pertumbuhannya. Namun, berbeda dengan anak dengan kondisi normal, anak-anak yang menderita kolesterol tinggi terlihat mudah lelah saat bermain atau beraktivitas sehari-hari.
Kelelahan ini diakibatkan oleh kurangnya asupan oksigen yang mengalir di dalam darah. Hal ini bertolak belakang dengan metabolisme anak yang sedang aktif diusia pertumbuhannya. Akibatnya, jantung anak memompa dengan cepat, pembuluh darah mengalami penyempitan, dan otoy menjadi sangat lemah yang berujung pada kelelahan pada anak.
Baca Juga: Sinopsis Immaculate, Film Horor Terbaru yang Dibintangi oleh Sydney Sweeney
2. Nyeri pada dada
Nyeri pada dada atau biasa disebut Angina disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol di dalam tubuh si kecil. Kadar kolesterol yang tinggi menyebabkan penumpukan zat lemak pada pembuluh arteri sehingga dada terasa sesak atau nyeri.
Jika tidak segera ditangani, anak dapat terus merasa nyeri dan berujung gejala mematikan lain seperti serangan jantung.
3. Sering kesemutan pada kaki dan tangan
Selain nyeri pada dada, penyempitan pembuluh arteri bagi anak penderita kolesterol tinggi juga dapat menyebabkan kesemutan pada kaki dan tangan dengan frekuensi tinggi. Aliran darah yang terhambat menyebabkan anak mudah mengalami kram dan kesemutan terutama pada bagian kaki dan tangan.
Kondisi ini membuat anak menjadi mudah lelah, lemah, dan nyeri saat bermain. Terlebih jika si kecil mengalami luka, maka luka tersebut baik di area tangan atau kaki akan sulit untuk sembuh.
Baca Juga: 6 Mie Ayam Paling Nikmat di Depok, Nomor 4 Nggak Boleh Dilewatkan, Berikut Alamatnya
4. Mengalami Xanthoma
Xanthoma adalah penumpukan lemak di bawah kulit. Benjolan ini biasanya berada di daerah dekat siku, lutut, tangan, kaki, maupun bokong.
Ciri dari xanthoma yaitu terdapat benjolan berwarna kuning hingga oranye dengan batas yang jelas. Xanthoma tidak menimbulkan sakit melainkan rasa gatal dipermukaan kulit.
5. Mudah kehilangan keseimbangan
Efek terakhir dari kadar kolesterol tinggi pada anak yaitu mudah kehilangan keseimbangan. Kehilangan keseimbangan dapat berujung pada kesulitan menggerakkan mulut dan lemas pada bagian kaki dan tangan.
Jika anak mengalami kehilangan keseimbangan dalam waktu yang lama, segera periksa ke dokter. Hal ini karena dampak kolesterol tinggi sudah sangat parah sehingga dapat memicu stroke pada anak.
Baca Juga: BPNT Mei 2024 Cair Berapa? Cek Besaran Dana dan Nama Penerima di Sini
Berikut tanda-tanda anak terkena kolesterol tinggi. Segera periksakan si kecil ke dokter ya bunda jika mengalami satu atau lebih tanda-tanda berikut, serta jangan self-diagnose ya!***
DISCLAIMER: Artikel ini hanya dimaksudkan sebagai informasi umum dan tidak membahas kondisi individu. Ini bukan pengganti saran atau bantuan profesional dan tidak boleh diandalkan untuk membuat keputusan apa pun. Anda tetap perlu mengikuti anjuran dokter.
