Studi Terbaru: Orang yang Sembuh dari Covid-19 Miliki Kekebalan Antivirus hingga Puluhan Tahun

24 November 2020, 10:41 WIB
ilustrasi pasien sembuh covid-19./ /Freepik

PR DEPOK - Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia termasuk Indonesia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.

Sejak pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019 silam, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Lonjakan Kasus Dinilai Terjadi Akibat Libur Panjang, DPD Dukung Pengurangan Libur Akhir Tahun

Sebuah penelitian terbaru mengungkap kekebalan dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 diperkirakan dapat bertahan hingga puluhan tahun.

Dalam waktu delapan bulan, banyak orang yang sudah terkena dan sembuh dari Covid-19 masih memiliki sel kekebalan cukup untuk mencegah penyakit.

Penelitian lebih lanjut memperlihatkan bahwa sel-sel tersebut dapat bertahan dalam tubuh untuk waktu sangat lama.

Baca Juga: Tak Lama Usai Dilantik, Kapolda Fadil Imran Susun Strategi Bentuk Kampung Tangguh di DKI Jakarta

"Jumlah memori tersebut kemungkinan akan mencegah sebagian besar orang dari penyakit parah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit selama bertahun-tahun," kata Shane Crotty, seorang ahli virologi di La Jolla Institute of Immunology seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari PMJ News.

Penelitian terbaru ini sesuai dengan apa yang diketahui sebelumnya bahwa orang yang sembuh dari SARS (sindrom pernapasan akut parah) yang juga disebabkan oleh virus corona masih membawa sel kekebalan penting dalam waktu 17 tahun.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada pekan lalu juga menemukan bahwa orang yang telah pulih dari Covid-19 memiliki sel kekebalan pembunuh yang kuat dan protektif, bahkan ketika antibodi tidak dapat terdeteksi.

Baca Juga: Perlu Lengkapi Berkas Perkara, KPK Perpanjang Penahanan 3 Tersangka Kasus Korupsi PT DI hingga 2021

Ahli imunologi Universitas Yale Amerika Serikat, Akiko Iwasaki mengaku tidak terkejut bahwa tubuh memberikan respons yang tahan lama lantaran itu yang seharusnya terjadi.

Namun, penelitian saat ini menurutnya benar-benar menunjukkan hasil menggembirakan.

Sejumlah kecil orang yang terinfeksi dalam studi baru tidak memiliki kekebalan jangka panjang setelah pemulihan, mungkin karena perbedaan jumlah virus corona yang mereka alami.

Baca Juga: Bantuan Subsidi Upah Kemendikbud Mulai Disalurkan, Berikut Syarat dan Cara Mencairkannya

Menurut Jennifer Gommerman sebagai ahli imunologi di Universitas Toronto, vaksin dapat mengatasi variabilitas individu itu.

"Itu akan membantu dalam memfokuskan respons, jadi Anda tidak mendapatkan jenis heterogenitas yang sama seperti yang Anda lihat pada populasi yang terinfeksi," ujar Gommerman.

Kekhawatiran tentang berapa lama kekebalan terhadap virus korona bertahan dipicu terutama oleh penelitian terhadap virus yang menyebabkan flu biasa.

Baca Juga: Sindir Fadli Zon Miliki IQ Luar Biasa, Peter F Gontha: Gunakan dengan Baik, Jangan OFF SIDE Melulu!

Satu studi yang sering dikutip yang dipimpin oleh Jeffrey Shaman dari Universitas Columbia, menyarankan bahwa kekebalan dapat memudar dengan cepat dan infeksi ulang dapat terjadi dalam waktu satu tahun.

Waktu pasti berapa lama kekebalan dari Covid-19 bertahan sulit untuk diprediksi.

Hal ini lantaran para ilmuwan belum mengetahui tingkat berbagai sel kekebalan yang diperlukan untuk melindungi dari virus.

Baca Juga: Antisipasi Pemulihan Permintaan, Harga Minyak Dunia Alami Penguatan

Namun, penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa sejumlah kecil antibodi atau sel T dan B mungkin cukup untuk melindungi mereka yang telah pulih.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler