Langkah Vaksinasi Indonesia Dinilai Salah, Vaksinolog Universitas Melbourne: Harusnya Lansia Dulu

HM
13 Januari 2021, 19:38 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pexels/Cottonbro

PR DEPOK - Setelah resmi mendapat izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dinyatakan suci dan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), hari ini Rabu, 13 Januari 2021.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu yang disuntik vaksin Sinovac hari ini pada pukul 9.42 WIB.

Usai Jokowi dan juga para tokoh, rencananya esok hari Kamis 14 Januari 2021, vaksin Sinovac ini juga akan disuntikkan kepada kepala daerah dan tenaga kesehatan yang memenuhi syarat.

Baca Juga: Ada Kelas Terdidik Tak Setuju Raffi Ahmad Divaksin Pertama, Tsamara: Masyarakat Butuh Panutan

Suntik vaksin yang diprioritaskan pemerintah kepada presiden, para tokoh, serta pejabat ini guna memastikan keamanannya sebelum dilakukan vaksinasi massal kepada masyarakat Indonesia yang diketahui banyak yang meragukannya.

Vaksinasi fase pertama juga ditargetkan pemerintah untuk petugas kesehatan, pekerja dari layanan publik seperti polisi, tentara, guru, dan birokrat.

Indonesia sendiri menargetkan usia produktif pada 18 hingga 59 tahun.

Baca Juga: Terkejut Namanya Ada di Daftar Penumpang Sriwijaya Air SJ-182, Sarah Yakin Tak Pernah Pinjamkan KTP

Namun, berbeda pandangan dengan Profesor Vaksinologi London School of Hygiene and Tropical Medicine yang berbasis di Universitas Melbourne, Kim Mulholland.

Ia mengkritik langkah pemerintah Indonesia yang tidak memprioritaskan lansia sebagai penerima vaksin Covid-19. 

Menurut Mulholland, korban tewas akibat Covid-19 di Indonesia paling banyak berusia 60 tahun lebih.

Baca Juga: Sarankan Pemerintah Tak Paksa Masyarakat Divaksin, Ferdinand: Meski Bisa, Cukup Vaksin yang Bersedia

“Jika Anda melihat semua penelitian yang dilakukan di setiap negara di dunia, bukti yang sangat menunjukkan bahwa faktor risiko terbesar untuk menjadi sakit parah akibat Covid-19 adalah usia," kata Mulholland dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Aljazeera, Rabu 13 Januari 2021.

"Bahkan di Indonesia yang memiliki populasi muda, kematian terbanyak adalah orang di atas 60 tahun," katanya melanjutkan.

Kemudian data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia juga menguatkan argumen tersebut.

Baca Juga: Wakili Generasi Muda Pertama yang Disuntik Vaksin, Raffi Ahmad Imbau Masyarakat Tak Takut Vaksinasi

Orang yang berusia di atas 60 tahun memang hanya mewakili 10 persen dari populasi Indonesia, tetapi 39 persen dari kematian akibat Covid-19.

“Bahwa apa yang mungkin sebenarnya coba dilakukan oleh Pemerintah Indonesia adalah mencapai kekebalan komunitas dengan memvaksinasi orang dewasa muda yang merupakan penyebar penyakit paling kuat,” kata dia.

Lebih lanjut menurut Mulholland, masalah dari strategi ini adalah tidak adanya bukti yang menunjukkan bahwa vaksinasi mencegah penerima untuk tertular dan menularkan penyakit.

Baca Juga: Jokowi Divaksin Sinovac, dr Tirta: Masih Ada yang Sebar Aneh-Aneh, Emang Dasarnya Kamu Absurd!

"Vaksin yang efektif hanya terbukti mencegah penerima jatuh sakit," katanya melanjutkan.

Strategi pemerintah Indonesia adalah kebalikan dari sejumlah negara yang lebih dulu melakukan vaksinasi. 

Banyak ahli medis mengatakan kelompok masyarakat pertama yang divaksinasi haruslah staf medis yang bertugas di garis depan kemudian lansia.

“Terutama mereka yang lemah atau tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, telah terpengaruh secara tidak proporsional oleh pandemi Covid-19,” menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di The Lancet, jurnal medis terkemuka dunia. 

Baca Juga: Ungkap Kesaksian sebagai Relawan Vaksin, Ridwan Kamil: Hasilnya Sangat Menggembirakan

Di Inggris, orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 adalah seorang pensiunan berusia 90 tahun, 

Di Kanada, penerima pertamanya berusia 89 tahun. Di Jerman, seorang penghuni panti jompo berusia 101 tahun berada di antrean pertama. 

Adapun di Indonesia, vaksinasi fase pertama ditargetkan untuk petugas kesehatan, pekerja dari layanan publik seperti polisi, tentara, guru, dan birokrat.

Baca Juga: Raffi Ahmad Divaksin Wakili Anak Muda, Reaksi Nagita Slavina Gugup hingga Bangunkan Rafathar

Juru bicara Kementerian Kesehatan Dr Nadia Wikeko mengatakan kepada Al Jazeera, Indonesia menargetkan usia produktif pada 18 hingga 59 tahun.

Saat ini ini pihaknya belum menyelesaikan uji klinis tahap tiga untuk orang-orang di luar rentang usia ini dengan vaksin Sinovac

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menunggu tinjauan BPOM untuk melihat pertimbangannya terkait vaksinasi terhadap orang di atas 60 tahun.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler