Orang Asia Dapat Perlakuan Rasis di Inggris Akibat Covid-19, Dosen China Diserang hingga Memar dan Berdarah

3 Maret 2021, 16:02 WIB
Ilustrasi pria Asia. /Locies/Pixabay

PR DEPOK – Seorang dosen asal China di Inggris menjadi target kekerasan rasisme anti-Asia akibat pandemi Covid-19.

Peng Wang, dosen untuk bidang manajemen keuangan yang bekerja di University of Southampton, diserang saar siang hari oleh empat pria kulit putih berusia antara 20-25 saat jogging pada Selasa, 2 Februari 2021.

"Beberapa orang gila meneriaki saya dari mobil mereka di seberang jalan. Mereka mengatakan 'virus China', keluar (dari) negara ini, persetan denganmu,” kata dosen berusia 37 tahun itu seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Today Online.

Baca Juga: RI Desak Tahanan Politik Myanmar Dibebaskan, Sindiran Politisi Golkar: Mampir ke Depan DPR, Ada Tukang Cermin!

Kemudian Peng Wang membalas berteriak pada orang-orang itu, hingga mereka berputar balik dan menyerangnya.

Serangan itu membuat Peng Wang mengalami pendarahan di hidung serta memar di wajah dan lengannya.

Kemudian, warga memanggil ambulans dan menghubungi polisi.

Tersangka berusia 21 tahun ditangkap dan kemudian dibebaskan sementara penyelidikan berlanjut.

Baca Juga: Ikut Andil dalam Pencabutan Perpres Investasi Miras, Bahlil Lahadalia Ceritakan Awal Mula Kebijakan Itu Dibuat

Terjadinya insiden tersebut semakin memperkuat ketakutan dalam komunitas Tionghoa setempat bahwa kejahatan rasisme yang dipicu Covid-19 terhadap  Tionghoa sedang meningkat di Inggris.

Sementara itu pada Maret tahun lalu, setelah Covid-19 melanda Inggris, mahasiswa Singapura Jonathan Mok diserang di Oxford Street London.

Beruntungnya, pelaku penyerangan ditangkap. Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dijatuhi hukuman 18 bulan layanan rehabilitasi atas serangan bermotif rasisme.

Baca Juga: Apa Perbedaan Sesak Napas Akibat Asma dan Covid-19? Simak Penjelasannya Berikut

Laporan kejahatan rasisme terhadap orang-orang Asia Timur yang muncul di Inggris telah melonjak dalam setahun terakhir, antara Januari dan Juni 2020.

Terdapat 457 laporan polisi tentang kejahatan bermotif rasisme terhadap orang-orang yang mengaku sebagai orang Tionghoa.

Selain itu, tuduhan kejahatan ujaran kebencian bertambah dalam kasus penikaman di Pecinan New York.

Baca Juga: Jokowi Tak Bela Diri dan Langsung Cabut Izin Investasi Miras, Rocky: Belum Didebat Kok Sudah Dicabut

"Ini pasti semakin buruk, sejak Brexit dan kemudian dengan pandemi dan orang-orang menjadi tidak toleran dan marah," kata Peng Wang.

Peng Wang merupakan warga yang berasal dari Tianjin di timur laut China, dan pindah ke Southampton pada tahun 2014 setelah menyelesaikan gelar doktor di Finlandia.

"Ketika saya pertama kali datang ke Inggris, saya akan pergi jogging di malam hari dan tidak khawatir dengan hal-hal ini,” tuturnya.

Baca Juga: SWI Minta Snack Video Hentikan Kegiatannya Sampai Izin Diperoleh

Untuk mendukung dosen tersebut dari tindakan rasisme, aktivis dari Southampton Stand Up to Racism campaign dan Chinese Association of Southampton mengadakan pertemuan solidaritas online pada Senin malam yang dihadiri oleh sekitar 300 orang.

Kelompok komunitas juga dilatih untuk menawarkan dukungan dan nasihat bagi para korban China terkait serangan Covid-19.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Today Online

Tags

Terkini

Terpopuler