Mobil Tesla Alami Kecelakaan, Harta Kekayaan Elon Musk Turun Drastis Rp81 Triliun Hanya dalam Sehari

20 April 2021, 21:05 WIB
Bangkai mobil Tesla setelah kecelakaan fatal di daerah Woodlands, Texas, Amerika Serikat (17/04/2021). /Scott J. Engle/Reuters

PR DEPOK - Harta Kekayaan CEO dan salah satu pendiri Tesla, Elon Musk dilaporkan turun drastis 5,6 miliar dolar AS atau setara dengan Rp81,11 triliun hanya dalam tempo sehari.

Penyebab turunnya harta kekayaan Elon Musk yang terbilang fantastis tersebut kabarnya dipicu kecelakaan mobil Tesla Model S 2019 yang menyebabkan dua orang penumpangnya tewas setelah menabrak pohon di utara Houston pada Sabtu malam, 17 April 2021.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Forbes, saham Tesla di bursa efek rontok 3,8% pada pukul 15:45 EST, Senin, 19 April 2021 sehingga memangkas harta kekayaan Elon Musk sebesar 5,6 miliar dolar.

Baca Juga: Bantah Isu Hilangnya Pendiri NU di Kamus Sejarah, Kemdikbud: Tak Mungkin Kami Kesampingkan Sejarah Para Tokoh

Forbes juga melaporkan bahwa Elon Musk kini menempati posisi sebagai orang terkaya ketiga di dunia dengan total kekayaan mencapai 174,1 miliar dolar atau senilai Rp2.521 triliun.

Kekayaan Elon Musk hanya kalah dari CEO Amazon, Jeff Bezos, yang memiliki kekayaan bersih 195,9 miliar dolar atau sebanding dengan Rp2.837 triliun dan juga berada di belakang taipan barang mewah Prancis Bernard Arnault, yang mengantongi kekayaan 180,3 miliar atau setara dengan Rp2.611 Triliun.

Otoritas setempat meyakini jika Tesla model S 2019 itu beroperasi tanpa pengendara di kursi pengemudi, dengan bukti bahwa seorang pria ditemukan duduk di kursi penumpang depan dan pria lainnya di kursi belakang.

Baca Juga: 3 Tips Menjaga Mood Tetap Positif Selama Puasa di Tengah Pandemi Covid-19

Kepolisian menduga mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi di sepanjang tikungan sebelum membelok dari jalan, menabrak pohon dan terbakar sekitar pukul 11:25.

Polisi Harris County Precinct 4, Mark Herman menuturkan kepada sejumlah awak media jika petugas pemadam membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk memadamkan api yang membakar mobil itu.

Bahkan tim penyelamat sempat kesulitan memadamkan api sehingga harus menghubungi pihak Tesla untuk meminta bantuan.

Baca Juga: Ditetapkan sebagai Tersangka dan Berstatus WNI, Polisi Tegas Minta Jozeph Paul Zhang Tunduk Hukum di Indonesia

Peristiwa kecelakaan itu akhirnya menimbulakn polemik dan pertanyaan lebih lanjut terkait fitur Autopilot yang selama ini dibangga-banggakan Tesla.

Pihak berwenang belum yakin mengenai kemungkinan autopilot aktif selama kecelakaan yang menewaskan kedua pria tersebut.

Oleh karena itu, sistem penggerak semiotomatis perusahaan telah mendapatkan pengawasan ketat menyusul serangkaian kecelakaan yang melibatkan kendaraan Tesla dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Ketua PGI Sarankan Publik Abaikan Jozeph Paul Zhang, Christ Wamea: Ngawur, Dia Ini Sangat Radikalisme

Lembaga administrasi keselamatan lalu lintas setempat menuturkan bahwa pada bulan lalu mereka telah meluncurkan lebih dari dua lusin penyelidikan kecelakaan kendaraan Tesla, ditambah dengan kecelakaan terbaru di utara Houston.

Tesla, yang tidak memiliki departemen hubungan media, tampaknya tidak mengeluarkan pernyataan apapun setelah kecelakaan itu, baik atas nama perusahaan ataupun melalui Elon Musk sebagai CEO.

Dilansir dari akun Twitter @elonmusk, pria kelahiran Pretoria, Afrika Selatan, 28 Juni 1971 hanya menuliskan "Tesla dengan Autopilot terbaru, sekarang mendekati 10 kali lebih rendah kemungkinan kecelakaan daripada kendaraan biasa."

Baca Juga: Reshuffle Kabinet Jadwalnya bukan Rabu Besok, Ini Penjelasan Mensesneg

Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional yang menyebutkan bahwa kendaraan listrik tidak selalu lebih berbahaya daripada kendaraan bertenaga gas, baterai lithium tegangan tinggi seperti yang digunakan di Tesla dapat menyala kembali bahkan setelah api awal dipadamkan. ***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Forbes

Tags

Terkini

Terpopuler