WHO Uji Coba Obat Malaria dan Kanker, Buat Pengobatan Covid-19

12 Agustus 2021, 21:03 WIB
Ilustrasi logo World Health Organization (WHO). /PIxabay/padrinan.

PR DEPOK - World Health Organization (WHO) kabarnya akan uji coba obat baru sebagai perawatan untuk orang-orang terinfeksi parah Covid-19.

Berdasarkan kabar yang dihimpun, tiga obat yang akan diuji coba WHO terdiri dari Artesunat, Imatinitib, dan Inflixmab.

Kabarnya, ketiga obat yang akan diuji coba WHO tersebut merupakan hasil pilihan panel ahli independen.

Baca Juga: Novel Bamukmin Siap Dampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024, Ferdinand: Sangat Cocok Pimpin di Jalur Gaza

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera, Kamis 12 Agustus 2021, ketiga obat tersebut disebut memiliki potensi dalam mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19.

Diketahui, Artesunate saat ini digunakan untuk malaria berat, imatinib untuk kanker tertentu, dan infliximab untuk penyakit sistem kekebalan seperti penyakit Crohn dan rheumatoid arthritis.

“Menemukan terapi yang lebih efektif dan mudah diakses untuk pasien Covid-19 tetap menjadi kebutuhan kritis, dan WHO bangga memimpin upaya global ini,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga: Politisi PSI Tolak Ditilang Ganjil Genap karena yang Buat Aturan, Geisz Chalifah: Partai Ibu Kota Banyak Laga

WHO menyelesaikan fase pertama dari apa yang disebut uji solidaritas tahun lalu, bekerja dengan negara-negara di seluruh dunia untuk menemukan pengobatan yang efektif terhadap virus corona baru dan menilai pengaruhnya terhadap kematian.

Dilaporkan fase baru uji coba WHO melibatkan 600 rumah sakit di 52 negara, 16 lebih banyak dari fase awal, dan ribuan pasien.

Empat obat telah diuji coba dengan hasil yang menunjukkan bahwa remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir, dan interferon memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada orang yang dirawat di rumah sakit dengan gejala Covid-19.

Baca Juga: Bukti Vaksin dan PCR Jadi Syarat Masuk Mal, Ernest Prakasa: Gak Suka Sama Peraturan Ya Lu Jangan ke Sana

Perluasan uji coba dilakukan saat dunia menghadapi gelombang baru pandemi, yang dipicu oleh varian Delta yang sangat mudah menular.

WHO sejauh ini hanya merekomendasikan dua perawatan untuk Covid-19, yaitu penghambat reseptor interleukin-6 yang direkomendasikan bulan lalu dan kortikosteroid.

Tiga obat baru yang tengah diuji WHO bagai perawatan potensial untuk orang-orang terinfeksi parah Covid-19 sebagai berikut:

Artesunat

Baca Juga: Sentil Hotman Paris Soal Kasus dr Richard Lee, Razman: Jangan Komentari yang Abang Belum Paham Kasusnya

Artesunat digunakan untuk mengobati malaria. Dalam uji coba Solidaritas, itu akan diberikan secara intravena selama tujuh hari, menggunakan dosis standar yang direkomendasikan untuk pengobatan malaria berat, kata WHO.

Artesunate yang diproduksi oleh Ipca, adalah turunan dari artemisinin, obat antimalaria yang diekstrak dari ramuan Artemisia annua.

Artemisinin dan turunannya telah digunakan secara luas dalam pengobatan malaria dan penyakit parasit lainnya selama lebih dari 30 tahun dan dianggap sangat aman.

Baca Juga: Juliari Minta Bebas karena Kasihan Anak Istri, Ayang Utriza ke Hakim: Hukum Mati Saja, Miskinkan Koruptor!

Imatinib

Imatinib diproduksi oleh Novartis dan digunakan untuk mengobati kanker tertentu. WHO mengatakan pasien yang berpartisipasi dalam uji coba akan menggunakan obat secara oral, sekali sehari, selama 14 hari.

Imatinib adalah inhibitor tirosin kinase molekul kecil yang diformulasikan sebagai obat kemoterapi oral.

Data eksperimental dan klinis awal menunjukkan bahwa imatinib membalikkan kebocoran kapiler paru, sementara uji klinis acak yang dilakukan di Belanda melaporkan bahwa imatinib dapat memberikan manfaat klinis pada pasien di rumah sakit dengan Covid-19.

Baca Juga: Tes Psikologi: Bentuk Jari Ungkap Kepribadian yang Tidak Disadari, Salah Satunya Mudah Jatuh Cinta

Infliximab

Diproduksi oleh Johnson & Johnson, infliximab digunakan untuk mengobati penyakit pada sistem kekebalan tubuh.

Dalam uji coba, obat itu nantinya akan diberikan secara intravena sebagai dosis tunggal, berdasarkan dosis standar yang diberikan kepada pasien dengan Penyakit Crohn dalam waktu lama, jelas WHO.

Infliximab adalah penghambat alfa TNF, kelas biologik yang telah disetujui untuk pengobatan kondisi peradangan autoimun tertentu selama lebih dari 20 tahun.

Baca Juga: Sebut dr Richard Lee Ditangkap karena Kasus Lain, Hotman: Dugaan Illegal Access dan Hilangkan Barang Bukti

Obat ini telah menunjukkan kemanjuran dan keamanan yang menguntungkan dalam membatasi peradangan spektrum luas, termasuk pada orang tua yang paling rentan secara klinis terhadap Covid-19.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler