Amnesty International Bongkar Pembunuhan Massal di Afghanistan Pasca Taliban Berkuasa

5 Oktober 2021, 18:10 WIB
Ilustrasi darah.* //Pixabay

PR DEPOK – Baru-baru ini Amnesty International membocorkan fakta pembunuhan massal di Afghanistan, dan menuding Taliban sebagai dalang kejahatan tersebut.

Amnesty International menuding Taliban telah membunuh setidaknya 13 anggota kelompok etnis Hazara, termasuk seorang gadis berusia 17 tahun, di provinsi tengah Daykundi, Afghanistan.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Aljazeera, Amnesty International melaporkan bahwa pada 30 Agustus, konvoi 300 pejuang Taliban memasuki distrik Khidr dan menewaskan sedikitnya 11 mantan anggota Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan (ANSF).

Baca Juga: Diduga Sentil Mensos Risma yang Marah-marah, Hilmi Firdausi: Memaki Bukan Solusi, Tegur Saja Baik-baik

Sebanyak 9 orang di antaranya dibawa ke lembah sungai terdekat dan dieksekusi Taliban setelah menyerah.

Amnesty International juga melaporkan bahwa seorang remaja, yang diidentifikasi dengan nama Masuma, tewas dalam baku tembak setelah Taliban menargetkan pasukan Afghanistan yang berusaha melarikan diri dari daerah itu.

Lalu, warga sipil lainnya, Fayaz, seorang pengantin baru berusia 20-an, juga termasuk di antara mereka yang tewas dalam baku tembak.

Menurut Amnesty International, Anggota ANSF yang dibunuh Taliban berusia antara 26 hingga 46 tahun, yang merupakan etnis Hazara.

Sementara itu, Raihana Azad, mantan anggota Parlemen untuk provinsi tersebut, turut membenarkan pembunuhan massal di Afghanistan oleh pejuang Taliban.

Ia mengatakan bahwa peristiwa 30 Agustus merupakan "pembunuhan massal yang tidak manusiawi" yang dilakukan oleh Taliban.

Baca Juga: Kembali Ingatkan Utang Luar Negeri, PBB: Setengah Negara Miskin di Dunia Terancam

Raihana Azad bahwa pembunuhan massal di Khidr merupakan pelanggaran langsung terhadap klaim Taliban tentang amnesti umum nasional untuk mantan pasukan keamanan dan pegawai pemerintah Afghanistan.

Sedangkan, Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty International menyebutkan bahwa Taliban telah melakukan pelanggaran yang mengerikan di Afghanistan.

“Eksekusi berdarah dingin ini adalah bukti lebih lanjut bahwa Taliban melakukan pelanggaran mengerikan yang sama yang mereka lakukan selama pemerintahan mereka sebelumnya di Afghanistan,” kata Agnes Callamard.

Akan tetapi, pada 1 September 2021, Taliban telah membantah tudingan pembunuhan massal itu.

Sebaliknya, Saidqullah Abed, kepala polisi yang ditunjuk Taliban untuk Daykundi, hanya mengkonfirmasi bahwa salah satu pejuang mereka terluka dalam baku tembak.

Sedangkan Azad, mantan anggota parlemen, mengatakan pelanggaran Taliban di Daykundi tidak berakhir dengan pembunuhan.

Menurutnya, sejak Taliban merebut provinsi itu pada 14 Agustus, sehari sebelum mantan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri Afghanistan, ribuan keluarga telah dipaksa meninggalkan rumah mereka di distrik Gizab dan Pato di provinsi pegunungan itu.

Baca Juga: Terkendala Terkait Pencairan Insentif Prakerja? Simak 5 Cara dan Penjelasannya

Setidaknya ada 20.000 keluarga dari 10 desa dipaksa mengungsi selama satu setengah bulan terakhir.

Penduduk Daykundi mengatakan bahwa ketika Taliban datang ke rumah mereka, para pejuang mengklaim bahwa keluarga telah menduduki tanah secara ilegal atau bahwa syura Taliban telah memutuskan tanah itu “milik rakyat”.

Sebagai informasi, etnis Hazara mulai mengalami penganiayaan sejak Taliban berkuasa di Afghanistan sejak tahun 1996 dan 2001.

Selama lima tahun kekuasaan mereka pada 1990-an, Taliban dituduh membantai ratusan etnis Hazara di provinsi Balkh dan Bamiyan.

Ini adalah pembunuhan kedua Hazara yang didokumentasikan oleh Amnesty.

Setidaknya 9 orang Hazara dibunuh oleh pejuang Taliban di provinsi Ghazni pada Juli sebelum kelompok itu merebut kekuasaan pada 19 Agustus.

Baik Taliban dan saingan mereka, Negara Islam Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K), afiliasi ISIL, telah dituduh menargetkan orang-orang Hazara, yang merupakan mayoritas penduduk Syiah Afghanistan.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler