Hasil Studi Terbaru: Nenek Moyang Suku Aborigin Sebelum ke Australia Lebih Dulu di Indonesia

6 Oktober 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi Australia. /Pixabay//OpenClipart-Vectors

PR DEPOK – Baru-baru ini sekelompok ahli mengungkap fakta baru terkait hubungan antara nenek moyang suku Aborigin Australia dan penjelajahan mereka di Indonesia.

Para ahli berpendapat bahwa nenek moyang suku Aborigin Australia sebelum bermigrasi ke Australia dan menjadi suku asli di sana, pernah menempati wilayah Sulawesi, Indonesia.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail, klaim nenek moyang suku Aborigin Australia pernah berkembang biak di Indonesia terkuak setelah adanya penemuan tulang rahang manusia yang berusia 25.000 tahun di Sulawesi.

Baca Juga: Perdana, Negara Barat Bertemu Langsung Senior Taliban, Minta Evakuasi Warga Afganistan dan WNA

Para ahli lantas meyakini bahwa penemuan tersebut dapat membantu mengungkap misteri bagaimana nenek moyang suku Aborigin Australia dapat berpindah dari Asia ke Australia.

Adapun tulang rahang manusia yang berusia 25.000 yang memiliki gigi kecil tersebut ditemukan di sebuah gua di pulau Sulawesi.

Diperkirakan tulang tersebut milik seorang lansia, namun tidak diketahui pasti usia dan jenis kelaminnya.

Menurut ahli, tulang rahang adalah bukti fosil pertama dari sisa-sisa manusia modern dari era Pleistosen yang ditemukan di Sulawesi.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa manusia modern tersebut termasuk bagian dari zona transisi geografis yang disebut Wallacea, yang terletak di antara tepi landas kontinen Asia Tenggara (Sunda) dan 'super-benua' kuno Sahul.

Baca Juga: 57 Pegawai KPK Siap Berkontribusi di Polri, Hasmi Bakhtiar: Bagus Sikap Ini, Sedikit Banyak Buka Mata Rakyat

Para ahli mengatakan Sulawesi, yang merupakan salah satu 'Kepulauan Wallace', merupakan lokasi kunci dalam membantu memahami bagaimana manusia pertama kali tiba di wilayah Wallacea dan kemudian berpindah antar pulau.

“Manusia modern pertama yang mencapai Sulawesi menghasilkan beberapa seni cadas tertua yang diketahui, namun sedikit yang diketahui tentang asal usul dan kehidupan budaya pemburu-pengumpul Pleistosen Akhir ini,” ujar peneliti dari Griffith University, Australian National University dan University of Queensland.

Tulang yang ditemukan di gua Leang Bulu Bettue, Sulawesi meyakinkan para ahli bahwa kemungkinan individu tersebut berasal dari populasi dengan salah satu tradisi seni cadas tertua di dunia.

Ada kemungkinan Denisovans dan manusia modern pertama (nenek moyang penduduk asli Australia dan Papua saat ini) pernah hidup di Wallacea.

Baca Juga: Berhenti untuk Melakukan Kebiasaan Berikut Ini jika Tidak Ingin Merusak Kesehatan

Mereka kemungkinan memasuki Wallacea sekitar 65.000 tahun yang lalu setelah menyebar dari Eurasia menuju Oseania, dan Kepulauan Wallace bertindak sebagai 'batu loncatan' dalam perjalanan ini sebelum mereka mencapai Oseania sekitar 50.000 tahun yang lalu.

Adapun salah satu teori terkait hal ini adalah nenek moyang suku Aborigin Australia dan Papua modern menjajah Wallacea pada Pleistosen Akhir.

Meskipun beberapa model migrasi yang berbeda melalui wilayah tersebut telah dihipotesiskan, dan para peneliti mengatakan penemuan mereka cocok, itu tidak akan memberikan jawaban pasti tentang mana yang benar.

Sebaliknya, para peneliti berharap lebih banyak kerja lapangan agar bisa mengungkap sejarah budaya dan biologis manusia modern di wilayah tersebut.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler