Muncul Grafiti yang Menghina Kim Jong Un di Pyongyang, Korea Utara Tuntut Sampel Tulisan Tangan Ribuan Warga

5 Januari 2022, 13:56 WIB
Pejabat Korea Utara menuntut sampel tulisan tangan dari ribuan warga usai munculnya grafiti yang menghina Kim Jong Un. /KCNA via Reuters

PR DEPOK – Pejabat Korea Utara baru-baru ini menuntut sampel tulisan tangan dari ribuan penduduk di Pyongyang.

Pasalnya, muncul grafiti di sebuah apartemen di Pyongyang, Korea Utara, yang bertuliskan kata-kata kasar tehadap Kim Jong Un.

Bukan hanya kata-kata kasar, graffiti tersebut juga menyalahkan Kim Jong Un atas terjadinya kelaparan di Korea Utara.

Usut punya usut, graffiti itu mulai muncul di gedung apartemen di ibu kota Korea Utara tersebut pada 22 Desember 2021 lalu.

Baca Juga: Persib Bandung Siap Turunkan 2 Pemain Baru pada Laga Kontra Persita Tangerang

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Mail, coretan berisi kata-kata kasar itu terjadi di tengah kelaparan yang diperparah oleh banjir baru-baru ini dan penutupan perbatasan utara dengan Korea Utara karena pandemi Covid-19.

Grafiti itu muncul saat pertemuan tingkat tinggi Partai Buruh Korea yang berkuasa sedang berlangsung di ibu kota.

Tulisan tersebut segera dibersihkan dari dinding oleh pejabat setempat dan polisi bekerja untuk melacak pelaku.

Baca Juga: Sebut Alasannya Chika dan Fuji Bertemu karena Bisa Naikan Followers, Denny Darko: Saling Menguntungkan

Petugas telah pergi dari pintu ke pintu dan bisnis terdekat untuk meminta sampel tulisan tangan dan menanyai penduduk setempat tentang pergerakan mereka pada hari pesan itu muncul.

Kehebohan itu dilaporkan ke situs berita Daily NK yang berbasis di Seoul oleh jaringan 'wartawan warga' yang menyamar di Korea Utara dan Tiongkok.

Polisi kemungkinan akan menggunakan ribuan kamera CCTV yang dipasang Kim Jong Un di seluruh kota untuk melacak pelakunya.

Baca Juga: Sebut Alasannya Chika dan Fuji Bertemu karena Bisa Naikan Followers, Denny Darko: Saling Menguntungkan

Kritik terhadap Kim Jong Un atau rezim dilarang keras dan mereka yang menentang tiraninya kemungkinan akan menghadapi hukuman panjang di kamp kerja paksa yang terkenal kejam.

Dalam kasus yang serius, pemberontak bahkan dapat dihukum mati.

Protes terhadap Kim Jong Un sangat jarang dan hampir tidak pernah terdengar di ibu kota Pyongyang di mana hanya elit yang diizinkan untuk tinggal.

Baca Juga: Hempas Posisi Delta, Ahli Prediksi Covid-19 Varian Omicron akan Dominan di Singapura

Contoh terakhir yang tercatat adalah pada Maret 2018, ketika seorang kolonel dieksekusi di depan umum setelah menulis slogan di Rumah Kebudayaan 24 April di Pyongyang. 24 April adalah Hari Matahari, hari ulang tahun kakek Kim, Kim Il-sung, pendiri Korea Utara.

Namun, kekurangan makanan telah menjadi sangat parah sehingga menyebabkan kesengsaraan bagi penduduk ibu kota.

Bahkan Kim Jong Un pernah tampil lebih langsing dalam foto-foto terbarunya, meski banyak yang berspekulasi bahwa ini adalah akibat dari masalah kesehatannya.

Baca Juga: Xiumin EXO Isyaratkan Debut dengan Rilis Album Solo Tahun Ini

“Pesan seperti ini muncul di dinding di Pyongyang akan mengejutkan pihak berwenang dan untuk orang biasa,” jelas Toshimitsu Shigemura, seorang profesor di Universitas Waseda Tokyo dan penulis sejumlah buku tentang dinasti Kim.

“Diharapkan masyarakat di sana loyal karena kehidupan mereka lebih baik daripada di tempat lain, sehingga pihak berwenang akan khawatir bahwa para elit tidak bahagia.

“Saya pikir banyak orang yang melihat grafiti akan setuju dengan itu, tetapi mereka akan terlalu takut untuk mengatakannya dengan lantang,” tambahnya.

Baca Juga: Herry Wirawan Akui 'Khilaf' Atas Perilaku Asusilanya ke 13 Santriwati, HNW: Bukan, Itu Kejahatan Kemanusiaan

Kekurangan pangan di Korea Utara menjadi parah sehingga warga yang lebih miskin terpaksa menculik anak-anak orang kaya, sementara rezim merekomendasikan orang makan daging angsa hitam yang lezat.

Pada bulan September, empat penculikan anak dilaporkan di tengah kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya.

Negara itu menghadapi krisis pasokan sejak menutup perbatasannya dengan Tiongkok pada Januari 2020 karena pandemi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kamis 6 Januari 2022 Cancer, Leo, Virgo: Manfaatkan Harimu Sebaik Mungkin

Korea Utara sangat bergantung pada tetangganya karena sanksi berarti bahwa mereka tidak dapat berdagang secara terbuka dengan negara lain.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler