Jepang Mulai Gunakan Remdesivir Pada Pasien Virus Corona dengan Gejala Berat

16 Mei 2020, 15:23 WIB
ILUSTRASI. Pengembangan remdesivir di Gilead Sciences.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT – Jepang melaporkan secara resmi pengunaan obat Remdesivir untuk menangani pasien Virus Corona dengan gejala yang tergolong sangat berat. Remdisivir itu diperoleh dari Gilead Science.

Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan pihaknya mulai memberikan remsidivis tak berselang lama sejak otoritas terkait memberikan persetujuan penggunaan obat tersebut untuk mengupayakan kesembuhan pada pasien dengan gejala yang parah.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters, pejabat Kementerian Kesehatan Yasuyuki Sahara mengatakan pada 14 Mei 2020 Gilead Science telah mengirim remdesivir ke sejumlah rumah sakit di Jepang.

Baca Juga: Pesawat Militer Tiongkok Mendarat di Pulau Sengketa di Laut China Selatan, Gertak Dunia Saat Pandemi

Kini para petugas medis memberikan remdisivir tersebut kepada pasien-pasien tertentu yang sedang dalam masa perawatan intensif dan pasien yang menggunakan ventilator.

Namun Sahara enggan mengungkapkan jumlah remdesivir yang mereka dapatkan dari Gilead Science, ia hanya menyebut jumlah obat itu sangat terbatas.

Sementara itu Gilead Science yang berbasis di California, Amerika Serikat juga membenarkan pihaknya mengirim sejumlah remdesivir ke sejumlah rumah sakit di Jepang.

Baca Juga: Keluar-Masuk Jakarta, Pekerja Harus Dilengkapi Surat Izin dengan QR Code Khusus

Gilead Science sebelumnya sudah berkomitmen untukmenyumbangkan 1,5 remdesivir pertama mereka tetapi enggan mengungkapkan jumlah pasti yang dikirim ke Jepang.

Pada 7 Mei 2020 lalu, Jepang juga mulai memproduksi Remsidivis setelah pemerintah mengizinkan penggunaannya untuk mengobati pasien Virus Corona.

Langkah Jepang diambil tepat tiga hari setelah Gilead Science mengajukan persetujuan penggunaan Remdesivir.

Baca Juga: Muhammadiyah Rilis Panduan Salat Idulfitri di Tengah Pandemi Corona

Kini minat negara-negara lain terhadap penggunaan Remdesivir terus meningkat terutama setelah US Food and Drug Administration menyetujui penggunaan obat dalam status kedaruratan seperti sekarang ini.

Pihak Gilead Science mengatakan penggunaan remdesivir pada pasien corona membuahkan hasil yang sangat nyata. Tingkat kesembuhan pasien terbukti meningkat terutama jika remdesivir diberikan saat pasien memasuki tahap awal infeksi.

Remdesivir sendiri sebelumnya pernah diujicobakan untuk menyembuhkan penyakit ebola dan SARS.

Baca Juga: Jauh Lebih Ampuh Tangkal Corona, Penggunaan Face Shield Direkomendasikan Dibanding Masker

Penggunaan remdisivir dinilai aman karena pernah diujikan pada pasien ebola dan tidak menimbulkan efek buruk. Namun meski begitu remdisivir dinyatakan tidak cocok untuk mengobati kedua penyakit tersebut.

Namun ternyata berbalik, remdisivir kini digadang-gadang sebagai obat yang potensial untuk menyembuhkan pasien infeksi Virus Corona jenis baru atau COVID-19.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler