Serangan Rusia Makin Brutal, 368 Ribu Orang Dilaporkan Telah Meninggalkan Ukraina

28 Februari 2022, 12:15 WIB
Serangan Rusia ke Ukraina makin brutal. /Pixabay/TheDigitalArtist/

PR DEPOK - Serangan yang dilancarkan Rusia pada Ukraina hingga saat ini masih terus berlangsung.

Alih-alih mereda, Rusia justru semakin brutal menyerang fasilitas-fasilitas penting di Ukraina, termasuk depot minyak dan gas negara tersebut.

Di tengah situasi serangan Rusia yang makin menggila, sedikitnya 368.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di Ukraina menurut laporan badan pengungsi PBB.

Baca Juga: Merasa Malu hingga Menyesal, Warga Rusia Ramai-Ramai Tolak Invasi: Maafkan Kami Ukraina!

Sementara itu, 4,5 juta lainnya diperkirakan dapat mengikuti jika pertempuran menyebar, kata pihak berwenang Ukraina, dengan laporan puluhan ribu bergerak di dalam negara itu sendiri.

Mayoritas orang melarikan diri ke salah satu dari 12 penyeberangan perbatasan yang dibagi Ukraina dengan tetangganya Polandia.

Pada Minggu pagi, 27 Februari 2022, negara tersebut telah mencatat 156.000 kedatangan warga Ukraina.

Selain itu ada pula yang menyeberang di salah satu dari sembilan titik perbatasan dengan Rumania, atau ke Hongaria, Slovakia atau Moldova, menurut angka yang dikumpulkan oleh UNHCR.

Baca Juga: Inpres BPJS Kesehatan Dinilai Mengikat Masyarakat, Fadli Zon: Negara Jadikan Rakyatnya Sapi Perah

Sedangkan nereka yang memiliki kerabat di tempat lain di Eropa mencoba untuk pergi ke tujuan lain di seluruh Uni Eropa dan sekitarnya.

Kebanyakan penduduk Ukraina yang datang adalah wanita, anak-anak dan orang tua.
Mereka membawa barang-barang seperti ransel, kantong plastik, koper, sementara anak-anak memegang mainan lucu.

Dia antara pengungsi Ukraina, ada pula beberapa orang yang memiliki hewan peliharaan di bawah lengan mereka.

Sebuah laporan internal oleh pejabat Uni Eropa mengatakan ada antrian panjang di sebagian besar perbatasan, termasuk hingga 70 jam untuk menyeberang ke Polandia dan sekitar tujuh jam untuk memasuki Slovakia.

Baca Juga: Cara Cek Hasil Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 23 Bisa Lewat 3 Cara Ini, Berikut Panduan Cara Beli Pelatihan

Di antara mereka banyak yang terpaksa tidur semalaman di mobil dalam suhu di bawah nol derajat.

Antrian itu terjadi dikarenakan banyaknya orang yang mencoba pergi dan terutama karena penundaan di perbatasan Ukraina.

Pasalnya, pejabat di sana diperintahkan untuk menghentikan pria berusia antara 18 dan 60 tahun untuk pergi.

Pihak berwenang Polandia sendiri mengatakan membuat para pengungsi Ukraina masuk ke negara mereka semudah mungkin.

Baca Juga: Lirik Lagu OST Twenty Five Twenty One DK - GO! dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Kesediaan nasional untuk menerima pengungsi Ukraina sangat tinggi sebagian besar disebabkan oleh 1,5 juta orang Ukraina sudah tinggal di Polandia dan ikatan budaya yang kuat di antara masyarakat.

Media Polandia dan Jerman melaporkan kasus-kasus pria yang membawa istri dan anak-anak mereka sedekat mungkin ke perbatasan.

Menurut media Polandia dan Jerman, para lelaki tersebut terkadang menyerahkan anak-anak kepada ibu mereka atau bahkan kepada orang asing yang kemudian diperintahkan untuk bertemu dengan anggota keluarga yang sudah berada di Polandia, bekerja atau mengunjungi kerabat.

Beberapa pria mencari orang yang bisa dipercaya untuk membawa keluarga mereka ke tempat aman, sebelum memeluk mereka dan mengucap selamat tinggal lalu kembali ke Ukraina untuk bertarung.

Baca Juga: 27 Negara Dukung Ukraina Gabung Uni Eropa, Kucurkan Rp7,3 Triliun untuk Pasokan Senjata Lawan Rusia

Ditengah kedatangan penduduk Ukraina, kamp-kamp darurat sedang dibangun di sepanjang wilayah perbatasan.

Ribuan penduduk negara tuan rumah juga telah keluar untuk membagikan selimut, air, roti, coklat dan kopi kepada pengungsi Ukraina.

Selaun itu, popok bersih untuk bayi dan obat-obatan juga disediakan oleh relawan setempat.

Beberapa telah menyiapkan dapur lapangan dan telah membagikan semangkuk gulai, sementara yang lain memegang papan tulisan tangan yang menawarkan akomodasi dan transportasi.

Baca Juga: Lirik Lagu Onew - Mind Warning OST Drama Forecasting Love and Weather dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Para menteri dalam negeri Uni Eropa akan membahas bagaimana memberikan bantuan kemanusiaan di Ukraina.

Setidaknya 17 negara anggota telah menawarkan peralatan medis, tenda dan selimut setelah Kyiv meminta bantuan dari mekanisme perlindungan sipil Uni Eropa pada 15 Februari.

Sebuah catatan internal yang diedarkan ke ibu kota nasional, berbunyi: “Semua negara anggota UE dipanggil untuk menanggapi dengan kemampuan terbaik mereka atas permintaan bantuan dari otoritas Ukraina.”

Negara-negara UE yang menghadapi jumlah kedatangan terbesar telah diberitahu bahwa mereka dapat meminta kontribusi dari negara-negara anggota lain guna membantu mereka mengelola kedatangan.

Baca Juga: Ukraina Gugat Rusia ke Pengadilan Internasional, Volodymyr Zelenskyy: Hentikan Permusuhan

Para menteri juga akan memberikan peran kepada badan perbatasan Uni Eropa, Frontex, dan badan kepolisian, Europol, jika, seperti yang diperkirakan, jumlah pengungsi terus bertambah.

Di Jerman, rumah bagi sekitar 130.000 orang dengan akar Ukraina, sejumlah negara bagian telah menawarkan bantuan.

Mecklenburg-Vorpommern yang berbatasan dengan Polandia dan Berlin telah menjanjikan bantuan akan cepat dan tidak birokratis.

Sebelum krisis, Ukraina dapat melakukan perjalanan ke Uni Eropa tanpa visa dan tinggal selama 90 hari. Namun ditengah invasi Rusia ke Ukraina, masa tinggal telah diperpanjang menjadi 180 hari.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler