Siarkan Berita Invasi Negaranya ke Ukraina, Stasiun TV Rusia Ini Ditutup Sementara

4 Maret 2022, 11:57 WIB
Ilustrasi Tentara Rusia - Sebuah stasiun TV di Rusia diperintahkan untuk ditutup sementara usai memberitakan invasi negaranya ke Ukraina. /REUTERS/Thomas Peter

PR DEPOK – Saluran televisi liberal Rusia, TV Rain (Dozhd), mengatakan mereka menghentikan tayangan sementara.

Pasalnya, stasiun televisi itu diperintahkan untuk ditutup oleh pihak berwenang Rusia karena berani menyiarkan invasi oleh Moskow ke Ukraina.

“Kami membutuhkan kekuatan untuk bernapas dan memahami bagaimana bekerja lebih jauh. Kami sangat berharap bahwa kami akan kembali mengudara dan melanjutkan pekerjaan kami,” kata CEO jaringan, Natalia Sindeyeva.

Sebelumnya, stasiun radio Ekho Moskvy, salah satu outlet media liberal terakhir Rusia yang tersisa, juga dibubarkan oleh dewannya setelah mendapat tekanan atas liputannya tentang perang di Ukraina.

Baca Juga: Jenderal Senior Rusia Tewas Dibunuh Penembak Jitu Ukraina, Jadi Pukulan Besar Pihak Vladimir Putin

Stasiun radio tersebut telah dihentikan siarannya pada Selasa lalu, meskipun tampaknya masih disiarkan di YouTube setelah keputusan dewan diumumkan.

“Dewan direksi Ekho Moskvy telah memutuskan dengan suara mayoritas untuk melikuidasi saluran radio dan situs web Ekho Moskvy,” kata Pemimpin Redaksi Alexei Venediktov.

Venediktov mengatakan awal pekan ini bahwa stasiun tersebut tidak akan meninggalkan garis editorial independen yang telah menjadi ciri khasnya selama tiga dekade.

Baca Juga: Soal Doddy Sudrajat Dihipnotis Uya Kuya Bongkar Kebenaran, Denny Darko Sebut Hal Ganjil: Malah Sedikit Berbeda

“Kebijakan editorial kami tidak akan berubah,” ia menegaskan, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Jaksa Agung Rusia minggu ini memerintahkan pengawas media negara itu untuk membatasi akses ke TV Rain serta Ekho Moskvy.

Pihak berwenang mengatakan larangan itu berasal dari posting bertujuan dan sistematis dari informasi yang menyerukan tindakan ekstremis dan kekerasan.

Baca Juga: Via Aplikasi Cek Bansos, Ini Cara Daftar Bansos Rp600 Ribu Online di HP

Mereka juga mengatakan media telah dihukum karena menyebarkan apa yang disebut sebagai informasi palsu yang disengaja tentang tindakan personel militer Rusia di Ukraina.

Rusia menolak istilah invasi, dan mengatakan tindakan yang diluncurkan pada 24 Februari tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina.

Mereka juga mengatakan tindakan itu untuk menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya, dalih yang ditolak oleh Ukraina dan Barat sebagai propaganda tak berdasar.

Baca Juga: Cara Mudah Mengecek Apakah Kamu Masuk dalam Daftar Penerima BLT Anak Sekolah Rp4,4 juta

Langkah tersebut merupakan pukulan terbaru bagi media independen di Rusia, di mana kebebasan pers telah memudar dengan cepat.

Puluhan pekerja media dan outlet independen baru-baru ini ditunjuk sebagai agen asing oleh pihak berwenang, status yang menjerat mereka dalam dokumen resmi dan membuat mereka dihina publik.

Tekanan telah meningkat sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina, dengan sebagian besar media arus utama dan organisasi yang dikendalikan negara berpegang teguh pada bahasa yang digunakan oleh Kremlin untuk menggambarkan perang.

Baca Juga: Soal Serangan Rusia ke PLTN Terbesar Eropa di Ukraina, Inggris Segera Lakukan Pertemuan Darurat dengan PBB

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar langsung tentang situasi di Ekho Moskvy, dengan mengatakan keputusan untuk menutup telah diambil oleh dewan direksi.

“Stasiun radio itu melanggar hukum. Hak kantor kejaksaan untuk mengambil tindakan yang tepat telah digunakan," katanya dalam sebuah pengarahan.

Ditanya apakah Ekho Moskvy dapat melanjutkan operasi di masa depan, Peskov mengatakan itu terserah pemilik stasiun.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler