Kematian Akibat Virus Corona di Amerika Serikat Lampaui 100.000 Orang

28 Mei 2020, 10:30 WIB
Maria Velez dari Orlando, Florida, memeluk nisan putranya Stephen di Ohio Western Reserve National Cemetery pada Memorial Day, di tengah wabah penyakit virus corona (covid-19), di Seville, Ohio, Amerika Serikat, Senin 25 Mei 2020. //ANTARA/Reuters/Aaron Josefczyk

PIKIRAN RAKYAT - Jumlah korban meninggal akibat Virus Corona di Amerika Serikat (AS) telah melampaui 100 ribu orang. Dengan total kasus terinfeksi COVID-19 di negara ini mencapai angka 1,69 juta kasus.

Dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari AFP Kamis, 28 Mei 2020 data penghitungan terbaru dari Johns Hopkins University (JHU) yang berbasis di Baltimore menyatakan sedikitnya 100.047 orang meninggal dunia akibat Virus Corona di berbagai wilayah AS.

Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, sempat berhenti sejenak ketika melakukan konferensi pers untuk mengumumkan total kematian akibat Virus Corona di AS ketika beberapa negara bagian mulai membuka kembali perekonomian mereka.

Baca Juga: 40 Juta Tenaga Medis Dunia Serukan Perbaikan Iklim di Tengah Pandemi, WHO Terbitkan 6 Manifesto

Dalam pidatonya, Nancy Pelosi menyebut bawah Virus Corona sebagai ‘virus jahat’.

"Tidak kita duga kita akan sampai di sini nyaris pada waktu yang sama saat negara kita mencatatkan 100.000 orang meninggal akibat virus Corona," ujar Nancy Pelosi.

Selain itu, Kandidat capres AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, memberikan pernyataan yang menyedihkan saat berbicara langsung kepada para keluarga korban Virus Corona.

Baca Juga: Kemenhub Sebut Puncak Arus Balik 31 Mei Bertepatan dengan Berakhirnya Larangan Mudik

"Terhadap mereka yang terluka, saya turut berduka atas kehilangan yang Anda alami. Bangsa ini berduka bersamamu," ucap Joe Biden melalui Twitternya.

Data JHU juga menyebut bahwa total 1.699.073 kasus Virus Corona terkonfirmasi di AS sejauh ini. Dengan angka ini, negeri paman sam itu masih tercatat sebagai negara dengan total kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Negara bagian New York menjadi wilayah yang terdampak virus Corona terparah di AS, dengan lebih dari 364.000 kasus dan lebih dari 29.000 kematian. Disusul oleh negara bagian New Jersey dengan lebih dari 156.000 kasus dan lebih dari 11.000 kematian.

Baca Juga: Pelaksanaan Rapid Test di Depok Capai 90 Persen Dari Total Target

Dengan AS tercatat sebagai negara yang terdampak Virus Corona paling parah di dunia, Presiden Amerika Serikat Donald Trump justru menghadapi banyak kritikan tajam atas penanganannya terhadap pandemi COVID-19.

Selain itu, dia juga tidak mengindahkan anjutan untuk mengenakan masker ketika menghadii acara publik, meskipun otoritas kesehatan menyarankan pemakaian masker di area umum.

Donald Trump dinilai lebih fokus untuk mendorong pembukaan kembali perekonomian AS yang terdampak parah oleh pandemi Virus Corona.

Baca Juga: 5 Arahan Jokowi untuk Siapkan Daerah Terapkan New Normal di Tengah Pandemi Virus Corona

Dia bahkan menekan otoritas negara bagian dan otoritas lokal untuk segera melonggarkan pembatasan sosial.

Namun, Penasihat medis terkemuka AS, Anthony Fauci, memperingatkan agar AS tidak 'melompati' panduan yang ditetapkan demi membuka perekonomian lebih cepat.

Sebelumnya juga, Donald Trump memicu kontroversi karena dia menyarankan kepada masyarakat umum untuk menggunakan obat anti malaria hydrochloroquine sebagai langkah pencegahan terharap Virus Corona.

Baca Juga: DKI Jakarta Tetapkan Kegiatan Belajar Mulai 13 Juli 2020, Berikut Jadwal Lengkapnya

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah resmi melarang obat itu untuk pengobatan COVID-19, karena dikhawatirkan memiliki efek samping yang sangat berbahaya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler