Rusia Beri Pilihan Ini kepada Tentara Ukraina yang Terkepung di Mariupol

23 April 2022, 09:30 WIB
Asap mengepul di atas pabrik baja Azovstal, Mariupol, Ukraina. Rusia dalam invasinya memberikan kesempatan pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik Azovstal untuk menyerah. /Dewan Kota Mariupol/Reuters/

PR DEPOK – Dalam fase baru serangan Rusia, Kota Mariupol sudah dikepung.

Akan tetapi sesuai perintah Presiden Vladimir Putin, Rusia tidak melakukan serangan terhadap pasukan Ukraina dan anggota batalyon Neo-Nazi Azov yang tetap berada di pabrik baja Azovstal Mariupol.

Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan bahwa pihaknya memberikan kesempatan agar pasukan Ukraina dapat menyerah kepada militer Moskow.

Baca Juga: Rusia Tuding AS Tak Inginkan Perang di Ukraina Berakhir karena Alasan Ini

Meski Presiden Vladimir Putin membatalkan serangan di Azovstal yang menjadi pertahanan terakhir pasukan Ukraina, ia memerintahkan untuk menyegel daerah itu.

Dalam pernyataan barunya, Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan bahwa tawaran untuk menyerah bagi pasukan Ukraina yang berada di dalam pabrik tetap berlaku.

“Setiap saat, Rusia siap untuk memperkenalkan gencatan senjata dan mengumumkan jeda kemanusiaan untuk melakukan evakuasi warga sipil dan pasukan angkatan bersenjata dan nasionalis Ukraina,” kata pihak Rusia seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Rusia Today.

Baca Juga: Usai Joe Biden Kirim Senjata Baru ke Ukraina, Rusia Beri Sanksi bagi Kamala Harris hingga Mark Zuckerberg

Para pejuang Ukraina dan tentara bayaran asing hanya perlu mengibarkan bendera putih di sepanjang perbatasan Azovstal untuk dapat menyerah.

“Tawaran kemanusiaan oleh Rusia ini tetap berlaku 24/7,” menurut pernyataan itu.

Tidak hanya itu, nyawa mereka dijamin dan akan diberikan bantuan medis sama seperti pejuang lainnya yang memilih untuk berhenti melawan lebih awal.

Baca Juga: Setelah Ukraina, Rusia Siap Perang Lawan Eropa dan Dunia

Menurut kementerian, koridor kemanusiaan, yang diselenggarakan oleh pasukan Rusia di Mariupol, telah memungkinkan evakuasi 143.631 warga sipil Ukraina, 341 warga negara asing, serta 1.844 prajurit Ukraina.

Angka-angka itu lebih merupakan bukti bahwa klaim oleh Ukraina dan Barat bahwa Rusia menghambat evakuasi warga sipil atau enggan memberikan kondisi yang diperlukan bagi para pejuang untuk menyerah, sama sekali tidak berdasar.

Sejauh ini, Rusia memperkirakan sebanyak 2.000 pejuang Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal telah diberi beberapa kesempatan untuk meletakkan senjata mereka dalam beberapa hari terakhir, tetapi mereka menahan diri untuk tidak menggunakannya.

Baca Juga: Bertukar Surat Persahabatan, Moon Jae-in dan Kim Jong Un Dukung Terwujudnya Perdamaian Korea

Sementara itu, Komandan marinir Ukraina, yang bersembunyi di pabrik mengklaim bahwa ratusan warga sipil terperangkap di tempat itu.

Ia tidak menjelaskan mengapa orang-orang secara sukarela memutuskan untuk bersembunyi bersama pasukan Ukraina, yang diserang oleh pasukan Rusia.

Berdasarkan komunikasi yang disadap Rusia, pasukan Ukraina dan pejuang batalyon nasionalis yang bersembunyi di pabrik baja kekurangan makanan dan air dan ingin menyerah, tetapi tidak dapat melakukannya tanpa perintah dari Kyiv karena khawatir akan diadili di pengadilan militer.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Cara Cek Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan hingga Quotes untuk Rayakan Hari Kartini 2022

Akan tetapi, pihak berwenang Ukraina sejauh ini enggan memberikan perintah seperti itu.

Pada hari Kamis, Presiden Volodymyr Zelensky mengklaim bahwa masih ada cara militer untuk memulihkan Mariupol, tetapi menambahkan bahwa itu akan membutuhkan bantuan negara Barat.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Rusia Today

Tags

Terkini

Terpopuler