Kirim Tim Beranggotakan 42 Orang untuk Selidiki Dugaan Kejahatan Perang di Ukraina, ICC: Ini yang Terbesar

18 Mei 2022, 09:30 WIB
ICC akhirnya mengirimkan tim dengan 42 orang anggota ke Ukraina untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang. /Reuters

PR DEPOK – Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengirim tim beranggotakan 42 orang ke Ukraina untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang sejak invasi Rusia.

ICC menyebut bahwa pengiriman 42 anggota tim ke Ukraina tersebut merupakan pengerahan terbesar dalam sejarahnya.

Tim ICC tersebut terdiri dari penyelidik, ahli forensik dan staf pendukung dan akan bekerja dengan pihak berwenang Ukraina, menurut Karim Khan, kepala jaksa ICC yang berbasis di Den Haag.

"Ini merupakan penyebaran lapangan tunggal terbesar yang pernah dilakukan oleh kantor saya sejak didirikan," kata Khan dalam sebuah pernyataan, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Aturan Baru Dibolehkan Tak Pakai Masker di Area Terbuka Diberlakukan Mulai Hari Ini, Ada Syaratnya

ICC didirikan pada tahun 2002 untuk menyelidiki kejahatan terburuk di dunia.

Khan mengungkapkan bahwa tim tersebut akan memajukan penyelidikan terhadap kejahatan yang termasuk dalam yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional dan memberikan dukungan kepada otoritas nasional Ukraina.

Khan berterima kasih kepada Belanda, tempat pengadilan itu bermarkas, karena mengirimkan sejumlah besar pakar nasional Belanda untuk membantu misi tersebut.

Baca Juga: Bansos PKH Kategori BLT Ibu Hamil dan Balita 0-6 Tahun Cair Mei, Ini Cara Ceknya di cekbansos.kemensos.go.id

Pengadilan juga akan bekerja dengan para ahli Prancis yang sudah berada di Ukraina.

Jaksa ICC mengumumkan penyelidikan atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan hanya empat hari setelah invasi Rusia pada 24 Februari.

Khan mengunjungi Ukraina pada bulan April, melakukan perjalanan ke pinggiran kota Kyiv, Bucha, di mana wartawan melihat sedikitnya 20 mayat tergeletak di jalan-jalan pada 2 April.

Baca Juga: Masih Uji Ryohei Miyazaki, Persib Bandung Tak Mau Gegabah Saat Rekrut Pemain Asing Asia

Khan pada saat itu mengatakan bahwa Ukraina adalah TKP.

Ukraina telah menyebut ratusan pembunuhan sipil dilakukan pasukan Rusia tetapi Rusia telah membantah bertanggung jawab atas kematian dan menggambarkan peristiwa di Bucha sebagai palsu.

“Tim penyelidik ICC yang tiba di Ukraina sekarang akan mengejar petunjuk dan mengumpulkan kesaksian saksi yang relevan dengan serangan militer,” ujar Khan dalam pernyataannya.

Baca Juga: Cara Cek Nama Penerima Bansos PKH dan BPNT dengan Mengakses cekbansos.kemensos.go.id, Cuma Modal KTP

Ia menambahkan bahwa mereka juga akan bekerja dengan pihak berwenang Ukraina untuk memperkuat rantai penahanan sehubungan dengan bukti.

"Sekarang lebih dari sebelumnya kita perlu menunjukkan hukum dalam tindakan," tambah Khan.

"Sangat penting bagi kami untuk menunjukkan kepada para penyintas dan keluarga korban bahwa hukum internasional relevan dengan pengalaman mereka untuk memberi mereka beberapa penghiburan melalui proses keadilan," tandasnya.

Baca Juga: Tes IQ: Ngaku Teliti? Tebak Jumlah Hewan pada Gambar dengan Cepat dan Benar, Waktumu 10 Detik

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan dia telah membahas masalah ini dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba yang sedang berkunjung.

Kuleba mengatakan ada tanda-tanda positif tentang membawa pelaku ke pengadilan, mengutip persidangan yang sedang berlangsung di Belanda atas penembakan jatuh penerbangan MH17 Malaysia Airlines di Ukraina timur pada tahun 2014.

"Para pelakunya akan diidentifikasi dan dihukum," kata Kuleba.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler