PR DEPOK - Ledakan dan kebakaran misterius terjadi di 17 lokasi di Thailand selatan pada Rabu, 17 Agustus 2022.
Akibat peristiwa tersebut, tujuh orang dilaporkan mengalami luka-luka. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam ledakan tersebut.
Menurut otoritas setempat, ledakan dan kebakaran di belasan lokasi berbeda itu dicurigai sebagai serangan yang terkoordinir.
Baca Juga: Delegasi Israel Kunjungi Indonesia, Eksplorasi Potensi Hubungan Bilateral Kedua Negara
Dilansir dari Reuters, ledakan terjadi Rabu dini hari dan menargetkan toko-toko hingga pom bensin di tiga provinsi di bagian selatan.
Namun hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Serangan itu terjadi setelah Pemerintah Thailand memulai kembali pembicaraan damai dengan kelompok yang dilabeli sebagai pemberontak bernama Barisan Revolusi Nasional setelah terhambat selama dua tahun akibat pandemi.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Set Top Box atau STB Gratis Kominfo Bulan Agustus di Aplikasi Cek Bansos
Patani United Liberation Organisation (PULO) yang sempat dicurigai menjadi dalang pengeboman oleh sejumlah pihak dengan tegas menolak tuduhan.
Ketua PULO, Kasturi Makhota, mengatakan bahwa "(Serangan itu) tidak ada hubungannya dengan PULO!."
Kecurigaan muncul karena PULO pernah menyebut dialog dengan pemerintah tidak inklusif. Bahkan selama bulan Ramadhan lalu, PULO melakukan pengeboman di sejumlah area.
Baca Juga: Profil dan Biodata Valentina Dyastika Pembawa Baki Paskibraka HUT ke-77 RI, Umur hingga Asal Sekolah
Sebelum serangan kali ini terjadi, sejumlah provinsi di Thailand selatan tepatnya di sepanjang perbatasan Thailand-Malaysia, pemerintah setempat gencar memerangi kelompok-kelompok bayangan yang berupaya memerdekakan Provinsi Pattani, Yala, Narathiwat, dan Songkhla.
Menurut Deep South Watch, sejak tahun 2004, lebih dari 7.300 orang dilaporkan tewas dalam beberapa konflik berdarah antara kelompok bayangan dan aparat.
Di sisi lain, pembicaraan damai kedua belah pihak yang sudah dimulai pada tahun 2013 lalu menghadapai deretan gangguan berkali-kali.***