Anggota Parlemen Iran Desak Pengadilan Hukum Pengunjuk Rasa dengan Tegas: Mereka Pelaku Kejahatan

7 November 2022, 09:27 WIB
Di tengah unjuk rasa yang semakin meluas, anggota parlemen Iran meminta pengadilan menangani secara tegas. /REUTERS/Dilara Senkaya/File Photo/

PR DEPOK – Anggota parlemen garis keras Iran mendesak pengadilan untuk menangani dengan tegas para pelaku kerusuhan.

Desakan itu diluncurkan Iran ketika negara tersebut berjuang untuk menekan unjuk rasa terbesar akibat perbedaan pendapat selama bertahun-tahun.

Demonstrasi anti-pemerintah yang meluas meletus pada bulan September setelah kematian wanita muda Kurdi Iran Mahsa Amini.

Mahsa Amini telah ditahan oleh polisi moral karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat yang dikenakan pada wanita di Iran.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo dan Cancer Senin, 7 November 2022, Tingkat Kesabaran Sedang Diuji

"Kami meminta pengadilan untuk menangani secara tegas para pelaku kejahatan ini dan dengan semua orang yang membantu dalam kejahatan dan memprovokasi perusuh," kata 227 anggota parlemen dari 290 kursi, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Kantor berita aktivis HRANA mengatakan bahwa 318 pengunjuk rasa telah tewas dalam kerusuhan hanya satu hari saja, termasuk 49 anak di bawah umur. Tiga puluh delapan anggota pasukan keamanan juga tewas.

Media pemerintah mengatakan bulan lalu bahwa lebih dari 46 pasukan keamanan, termasuk polisi, tewas. Pejabat pemerintah belum memberikan perkiraan jumlah kematian yang lebih luas.

Baca Juga: Tata Cara Shalat Gerhana saat Fenomena Gerhana Bulan Total 8 November 2022

Para pemimpin Iran telah bersumpah akan mengambil tindakan keras terhadap pengunjuk rasa yang mereka gambarkan sebagai perusuh, menyalahkan musuh termasuk Amerika Serikat yang mengobarkan kerusuhan.

Demonstrasi berlanjut di banyak kota, dari Teheran ke pusat kota Yazd dan kota utara Rasht, menurut kelompok hak asasi manusia dan video di media sosial.

Media tidak dapat memverifikasi laporan kelompok hak asasi secara independen, atau posting dan rekaman media sosial.

Baca Juga: Ternyata Begini Sejarah Masyarakat Inggris Memakai Pin Bunga Poppy di Bulan November

Di kota Kurdi Marivan, kelompok hak asasi Hengaw mengatakan pasukan keamanan menembaki kerumunan yang berkumpul setelah pemakaman wanita lain, Nasrin Ghaderi, untuk memprotes kematiannya.

Hengaw mengatakan Ghaderi meninggal dalam keadaan koma setelah menderita pukulan keras di kepalanya oleh pasukan keamanan saat berdemonstrasi di Teheran.

Seorang jaksa, yang dikutip oleh media pemerintah, mengatakan Ghaderi memiliki masalah jantung yang sudah ada sebelumnya dan telah meninggal karena keracunan, tanpa merinci lebih lanjut. Tidak ada komentar resmi segera tentang laporan tembakan.

Baca Juga: Cara Cek Penerima Set Top Box (STB) Gratis dari Kominfo secara Online di Link cekbantuanstb.kominfo.go.id

Beberapa minggu setelah kematian Amini, laporan koroner membantah Amini meninggal karena pukulan di kepala saat dalam tahanan, seperti yang diklaim oleh orang tuanya, dan menghubungkan kematiannya dengan kondisi medis masa lalu.

Mahasiswa di selusin universitas, termasuk di kota utara Rasht dan Amol, mengadakan protes dengan meneriakkan ‘matilah Diktator’ merujuk pada otoritas tertinggi Iran, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler