Minta Lebih Banyak Senjata, Ukraina Terima Sistem Roket Jarak Jauh dari Prancis

30 November 2022, 05:37 WIB
Ilustrasi Roket. /Reuters//

PR DEPOK 0 Ukraina mengatakan pada Selasa, 29 November 2022 bahwa pihaknya telah menerima sistem peluncur roket jarak jauh berganda dari Prancis.

Sistem roket jarak jauh yang diterima Ukraina itu menambah persenjataan artileri jarak jauh yang dikreditkan dengan perubahan dinamika di medan perang melawan Rusia.

Sebelumnya, Ukraina telah meminta senjata lebih banyak untuk melindungi pertahanan dari serangan Rusia yang tak berkesudahan.

Baca Juga: Preview dan Link Streaming Pertandingan Piala Dunia 2022 Iran vs Amerika Serikat, 30 November 2022

"LRU dari Prancis telah tiba di Ukraina! Tentara Ukraina sekarang bahkan lebih kuat," cuit Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov.

LRU yang disediakan Prancis adalah jenis keempat dari sistem peluncur roket canggih (MLRS), setelah HIMARS, M270 dan MARS II yang akan dipasok ke Ukraina untuk membantu Kyiv memerangi invasi Rusia.

Roket tersebut dikabarkan memiliki jangkauan sekira 70 kilometer atau 43 mil jauhnya.

Ukraina dalam beberapa bulan terakhir telah menggunakan sistem yang dipasok Barat untuk menyerang stasiun komando dan depot amunisi lebih dalam ke wilayah yang dikuasai Rusia daripada yang diizinkan oleh gudang senjatanya sendiri.

Baca Juga: Link Streaming dan Preview Piala Dunia 2022 Timnas Inggris vs Wales: The Three Lions di Atas Angin

Kyiv meminta lebih banyak senjata jarak jauh untuk mempertahankan kemajuan yang stabil di medan perang dan sistem pertahanan udara untuk mencegah gelombang serangan Rusia.

Dua minggu lalu, Menteri Angkatan Darat Prancis Sebastien Lecornu mengumumkan pengiriman dua LRU Prancis ke Ukraina dalam sebuah wawancara dengan Le Journal du Dimanche.

Lecornu mengatakan Prancis juga akan mengirim dua baterai sistem pertahanan udara Crotale dan sedang "mencari permintaan dari Ukraina untuk radar yang sangat penting untuk mendeteksi serangan di hulu."

Prancis juga berencana untuk mengambil 2.000 dari 15.000 tentara yang dijanjikan UE untuk dilatih.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler