Militer Norwegia Ungkap 180.000 Tentara Rusia Tewas atau Terluka, Singgung Mobilisasi dan Kapasitas Senjata

23 Januari 2023, 14:48 WIB
ILUSTRASI - Panglima militer Norwegia menyebut bahwa sebanyak 180.000 tentara Rusia tewas atau terluka, dan menyinggung mobilisasi Putin. /Chingis Kondarov/REUTERS/

PR DEPOK – Panglima militer Norwegia menyebut bahwa Rusia telah menderita 180.000 pasukan yang tewas atau terluka di Ukraina sejauh ini.

Sedangkan angka untuk Ukraina, menurut Norwegia, adalah 100.000 korban militer dan 30.000 warga sipil tewas.

"Kerugian Rusia mulai mendekati sekitar 180.000 tentara yang tewas atau terluka," kata Kepala Pertahanan Norwegia Eirik Kristoffersen, tanpa merinci bagaimana jumlahnya dihitung.

Norwegia, negara yang berbatasan dengan Rusia, telah menjadi anggota NATO sejak didirikan pada tahun 1949.

Baca Juga: Segera Daftar Akun Kartu Prakerja 2023 untuk Kamu yang Masuk 10 Wilayah Berikut, Cek Langkahnya Disini!

"Kerugian Ukraina mungkin lebih dari 100.000 tewas atau terluka. Selain itu, Ukraina memiliki sekitar 30.000 warga sipil yang tewas dalam perang yang mengerikan ini," kata jenderal Norwegia itu, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Moskow dan Kyiv belum memberikan laporan yang dapat diandalkan untuk kerugian mereka selama berbulan-bulan.

Pada bulan November, kepala staf gabungan tentara AS Mark Milley mengatakan tentara Rusia telah menderita lebih dari 100.000 orang tewas atau terluka, dengan jumlah korban yang mungkin serupa di pihak Ukraina.

Baca Juga: Berapa Jumlah Nominal Pencairan PKH 2023? Berikut Rincian Dana BLT untuk Lansia, Ibu Hamil, dan Anak Sekolah

Angka-angka ini tidak dapat diverifikasi secara independen.

Meski mengalami kerugian besar, Kristoffersen menyebut bahwa Rusia dapat melanjutkan perang untuk waktu yang cukup lama.

Hal itu menurutnya, dilihat dari mobilisasi tentara Rusia yang diterapkan Putin dan kapasitas produksi senjata.

Baca Juga: Pembakaran Al-Quran di Swedia Tuai Kecaman dari Negara-negara Muslim Dunia

"Yang paling mengkhawatirkan adalah apakah Ukraina akan mampu menjaga angkatan udara Rusia keluar dari perang," katanya.

Ia menambahkan bahwa sejauh ini negara itu telah mampu berkat pertahanan anti-pesawat Ukraina.

Sebagian besar serangan Rusia dalam beberapa bulan terakhir dilakukan oleh rudal jarak jauh.

Baca Juga: Inilah Bocoran Jadwal Pencairan BPNT dan PKH Januari 2023

Jenderal Norwegia itu juga menyerukan pengiriman cepat tank tempur ke Ukraina, yang sejauh ini ditahan terutama oleh Jerman.

"Jika Ukraina akan menyerang di musim dingin, mereka membutuhkannya dengan cepat," tambah Kristoffersen.

Meskipun ada permintaan mendesak dari Ukraina dan beberapa negara Eropa, Berlin menolak untuk memasok tank Leopard ke Kyiv.

Tank-tank berat ini ada di jajaran beberapa negara Eropa lainnya, termasuk Norwegia, tetapi pengiriman ke Ukraina secara teori tunduk pada lampu hijau Jerman.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler