Mengenal Sosok Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Berikut Profilnya

3 November 2023, 10:55 WIB
Presiden Palestina Mahmoud Abbas. /Reuters/Mohamad Torokman/

PR DEPOK - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menjadi salah satu tokoh terpenting yang kerap menjadi sorotan saat perang pecah antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Kini Presiden Palestina Mahmoud Abbas menjadi sorotan publik saat perang terus meningkat di Jalur Gaza setelah Operasi Badai Al Aqsa yang dilakukan Hamas.

Siapakah sosok Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebenarnya, berikut penjelasan yang sudah dirangkum PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: BDS Serukan Boikot Produk-Produk Pro Israel, Ini 8 Daftar Brand yang Dukung Diskriminasi Warga Palestina!

Latar Belakang Mahmoud Abbas

Mahmoud Abbas lahir tahun 1935 di Galilea Palestina, yang telah menjadi wilayah Israel Utara, saat di bawah kendali Inggris.

Abbas sebelumnya tinggal di tempat pengasingan di Suriah, Qatar, Yordania, Tunisia dan Lebanon. Ia menikah dengan Amina Abbas dan dikaruniai tiga orang putra.

Pada tahun 1970-an Abbas menjalankan tugasnya dalam peran keamanan dan pada tahun 1980 Abbas menjadi Kepala Hubungan Nasional dan Internasional.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Tempat Makan Seafood Top di Magelang, Rasa Seafoodnya Enak Abis!

Abbas dikenal sebagai seorang yang intelektual dan pragmatis, yang kerap disebut sebagai juru kunci dalam memprakarsai perundingan pada perjanjian damai Oslo antara Palestina dan Israel pada tahun 1993.

Perjalanan Mahmoud Abbas

Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), presiden Otoritas Palestina (PA) dan anggota pendiri Fatah, salah satu faksi utama Palestina.

Baca Juga: Rahasia Kuliner Asli Medan: 5 Destinasi Bakso Favorit yang Cita Rasanya Istimewa!

Mahmoud Abbas adalah mantan guru sekolah yang telah memimpin Palestina selama masa-masa tersulit.

Pada Mei 2003 Abbas menjabat sebagai Perdana Menteri dan seorang moderator yang terlibat dalam perdamaian.

Abbas menjadi presiden Otoritas Palestina (PA) pada tahun 2005 setelah kematian Yasser Arafat pada tahun 2004.

Sejak menjadi seorang Presiden, Abbas terhambat oleh isu internal dan eksternal yang membuatnya terisolasi.

Baca Juga: Cek Penerima BLT El Nino Rp200.000 yang Cair November 2023 di cekbansos.kemensos.go.id

Pada tahun 2006, Kelompok Hamas Palestina mengalahkan Fattah dalam pemilihan parlemen.

Sehingga Hamas mengambil kendali penuh di Jalur Gaza, kemudian mengakibatkan perpecahan antara kedua partai.

Abbas telah berupaya untuk bekerja sama dengan Israel demi perdamaian, walaupun pihak Israel kala itu menyerang Hamas secara militer dan politik.

Hal tersebut membuat Abbas dikritik atas dugaan kelemahannya yang ingin berdamai saat Hamas diserang oleh Israel.

Baca Juga: Melacak Kenikmatan: 5 Destinasi Bakso Paling Nikmat di Solo

Sebelumya Presiden Amerika Serikat Donald Trump memiliki rencana relokasi kedutaan AS di Israel, namun langsung direspon oleh Presiden Abbas.

Presiden Abbas mengatakan bahwa konsekuensi berbahaya dari keputusan tersebut terhadap proses perdamaian, keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia.

Pada Juli 2017 Abbas memprotes tindakan keamanan baru di Israel yang berada di Komplek Al Aqsa.

Baca Juga: Konflik Israel-Hamas: Pengepungan Kota Gaza hingga Penderitaan Warga Sipil Palestina

Penangguhan semua kontak dengan pihak Israel di semua tingkatan sampai Israel membatalkan tindakannya di Masjid Al-Aqsa dan mempertahankan status quo, kata Abbas.

Sebagai informasi tambahan, status quo adalah kondisi yang saat ini sedang berjalan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler