AS dan Inggris Kembali Serang Yaman, Targetkan Penyimpanan Bawah Tanah Kelompok Houthi

23 Januari 2024, 10:19 WIB
Sebuah pesawat lepas landas untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk melakukan serangan udara terhadap sasaran militer di Yaman, yang ditujukan pada milisi Houthi. /Reuters/US Central Command/via REUTERS

PR DEPOK – Pasukan AS dan Inggris melancarkan serangan baru pada Senin, 22 Januari di Yaman, menargetkan situs penyimpanan bawah tanah Houthi serta rudal dan pengawasan yang digunakan oleh kelompok itu terhadap pengiriman di Laut Merah.

Kelompok Houthi mengatakan bahwa serangan di Laut Merah tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina ketika Israel menyerang Gaza.

Serangan Houthi telah mengganggu pelayaran global dan memicu kekhawatiran terhadap inflasi global. Mereka juga memperdalam kekhawatiran bahwa dampak perang Israel-Hamas dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah.

Dalam tanggapan terbaru, pasukan AS dan Inggris melancarkan delapan serangan, dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada dan Belanda, menurut pernyataan bersama yang ditandatangani oleh enam negara.

Baca Juga: Kuahnya Seger Banget! 4 Rekomendasi Soto Terkenal di Purwokerto, Ini Alamat, Jam Buka dan Menunya

Seorang pejabat senior militer AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan sekitar 25 hingga 30 amunisi ditembakkan, termasuk dari pesawat tempur yang diluncurkan dari kapal induk AS.

Sejauh ini, delapan kali serangan selama sebulan terakhir gagal menghentikan serangan Houthi terhadap kapal-kapal pengiriman.

Para pejabat AS mengatakan serangan tersebut telah menurunkan kemampuan Houthi untuk melakukan serangan yang kompleks. Namun mereka menolak memberikan angka spesifik mengenai jumlah rudal, radar, drone atau kemampuan militer lainnya yang dihancurkan sejauh ini.

Baca Juga: 7 Nasi Goreng Lezat dan Antriannya Panjang di Blora Jawa Tengah, Cek Lokasi Lengkapnya

“Kami mendapatkan dampak yang diharapkan,” kata pejabat militer AS kepada wartawan, seperti dikutp dari Channel News Asia.

Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan terbaru itu dilakukan untuk membela diri.

“Tindakan ini akan memberikan pukulan lain terhadap terbatasnya stok mereka dan kemampuannya mengancam perdagangan global,” kata Shapps.

Presiden Joe Biden mengatakan pekan lalu bahwa serangan udara akan terus berlanjut meskipun dia mengakui bahwa mereka mungkin tidak dapat menghentikan serangan Houthi.

Baca Juga: Mantap Sekali! 5 Rekomendasi Tempat Bakso Terkenal di Purwokerto, Ini Baru Bakso

Pekan lalu, Houthi meluncurkan dua rudal balistik anti-kapal ke kapal tanker milik AS yang menghantam perairan dekat kapal tersebut namun tidak menyebabkan cedera atau kerusakan.

Strategi Biden bertujuan untuk melemahkan militan Houthi tetapi tidak berhasil mengalahkan kelompok tersebut atau secara langsung mengatasi Iran, sponsor utama Houth.

Strategi tersebut, yang merupakan perpaduan antara serangan militer terbatas dan sanksi, bertujuan untuk mencegah konflik Timur Tengah yang lebih luas bahkan ketika Washington berupaya untuk menghukum Houthi atas serangan mereka terhadap kapal-kapal Laut Merah.

Kapal kontainer telah berhenti sejenak atau mengalihkan perhatian dari Laut Merah yang mengarah ke Terusan Suez, jalur angkutan tercepat dari Asia ke Eropa. Banyak kapal terpaksa mengambil rute yang lebih panjang melalui Tanjung Harapan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler