PR DEPOK - Pada bulan November lalu, berdasarkan hasil sementara, Rusia mengumumkan bahwa vaksin jab Sputnik 92 persen efektif melindungi manusia dari Covid-19.
Hasil tersebut yang kemudian membuat Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan pihak berwenang untuk memulai vaksinasi massal pada minggu depan.
Hal itu dilakukan karena Rusia mencatat, terdapat sebanyak 589 kematian harian baru akibat Covid-19.
Baca Juga: 30 Juta Orang Yaman Diprediksi Kelaparan Pertengahan Tahun 2021, PBB Suarakan Panggilan Kemanusiaan
Presiden Putin mengatakan bahwa Rusia akan menghasilkan 2 juta dosis vaksin dalam beberapa hari ke depan.
"Mari kita sepakati ini, anda tidak akan melapor lagi pada saya minggu depan. Namun anda akan mulai lakukan vaksinasi massal... Mari kita mulai bekerja," kata Vladimir Putin kepada Wakil Perdana Menteri Tatiana Galikova.
Galikova lalu menyatakan bahwa vaksinasi skala besar bisa dimulai secara sukarela pada bulan Desember.
Baca Juga: DPR: Peraturan MA Nomor 5 Tahun 2019 Soal Dispensasi Kawin Cukup Baik untuk Cegah Perkawinan Anak
Diketahui peningkatan infeksi di Rusia telah melambat sejak mencapai titik tertinggi pada 27 November, dengan kasus baru sebanyak 25.345 sesuai laporan pada Rabu, 2 Desember 2020.
Rusia sebelumnya juga menolak untuk melakukan pembatasan total atau lockdown selama gelombang kedua pandemi Covid-19 dan lebih memilih melalukan pembatasan regional yang ditargetkan.
Rusia memiliki jumlah kasus Covid-19 terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, India, dan Brasil, dengan kasus infeksi sebanyak 2.347.401 serta tercatat kasus meninggal sebanyak 41.053 sejak dimulainya pandemi Covid-19.
Baca Juga: Dinilai Terburu-buru, PSI DKI Jakarta Sebut Pembahasan APBD 2021 Lebih Buruk dari Tahun Sebelumnya
Kremlin sebelumnya telah memberikan jaminan bahwa Rusia berada di urutan pertama untuk divaksinasi, dengan Moskow yang juga mendiskusikan kesepakatan pasokan dengan negara lainnya.
"Prioritas mutlak adalah masyarakat Rusia. Produksi di Rusia yang sedang dikembangkan, akan memenuhi kebutuhan Rusia," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters.
Kemudian, pihak berwenang di St Petersburg pada Rabu 2 Desember 2020 melaporkan terdapat 3.684 infeksi baru. Mereka lalu memerintahkan agar bar dan restoran tutup dari 30 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021.
Berdasarkan laporan berita RIA, hal itu dilakukan untuk menekan angka peningkatan kasus di sana.
Selain itu, museum teater dan ruang konser juga akan ditutup untuk umum di kota berpenduduk lebih dari 5 juta orang itu selama liburan Tahun Baru Rusia, dari 30 Desember hingga 10 Januari 2021.***