Dipicu Perubahan Iklim, Great Barrier Reef di Lepas Pantai Timur Australia Kini dalam Kondisi Kritis

- 4 Desember 2020, 19:14 WIB
Ilustrasi terumbu karang.
Ilustrasi terumbu karang. /wanzi989813/Pixabay
 
PR DEPOK - Situs yang terdaftar sebagai warisan dunia di lepas pantai timur Australia, Great Barrier Reef telah kehilangan lebih dari setengah karangnya dalam tiga dekade terakhir. 
 
Great Barrier Reef Australia yang merupakan ekosistem terumbu karang terluas di dunia ini sedang berada dalam keadaan kritis dan memburuk. 
 
Kondisi tersebut diduga dipicu oleh perubahan iklim yang menghangatkan perairan di sekitarnya.
 
 
The International Union for Conservation of Nature (IUCN) memperingatkan bahwa terdapat lebih dari sepertiga situs warisan dunia yang terancam punah. 
 
Mereka juga mengatakan dalam sebuah laporan bahwa pemutihan karang pada 2016, 2017 dan 2020 tampaknya semakin merusak kesehatan karang-karang tersebut serta mempengaruhi populasi hewan, burung, dan lautnya.
 
Pemutihan tersebut terjadi saat air yang lebih panas menghancurkan alga tempat karang makan dan menyebabkannya memutih.
 
 
IUCN untuk pertama kali kemudian mengubah status terumbu menjadi kritis dan memburuk dalam daftar pantauan konservasinya. 
 
Mereka mengungkapkan, beberapa kegiatan yang mengancamnya seperti penangkapan ikan dan pembangunan pesisir bisa ditangani oleh otoritas manajemen 
 
"Tekanan lain yang tidak dapat diatasi di tingkat situs, seperti perubahan iklim, diakui sebagai ancaman terbesar," kata pihak IUCN seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Aljazeera pada Jumat 4 Desember 2020. 
 
 
Menurut laporan tersebut, kemajuan dalam menjaga terumbu karang di bawah rencana keberlanjutan jangka panjang hingga tahun 2050 berjalan begitu lambat dan belum mungkin bisa menghentikan kerusakannya. 
 
Populasi penyu seperti penyu tempayan, penyu sisik dan hijau utara, serta hiu martil bergigi, populasi burung laut dan beberapa spesies lumba-lumba menurun. 
 
Namun, upaya untuk melindungi terumbu semakin meningkat.
 
 
HSBC dan pemerintah Queesland mengatakan pada bulan Oktober bahwa mereka akan membeli Reef Credits.
 
Reef Credits merupakan sebuah unit yang bisa mengukur dan menilai pekerjaan untuk memperbaiki kualitas air yang mengalir ke terumbu karang. 
 
Di Afrika Selatan, perubahan iklim juga menjadi alasan atas penyebaran spesies invasif yang memburuk di kawasan yang dilindungi, the Cape Floral Region.
 
 
Area Konservasi Pantanal Brasil juga dikatakan telah rusak parah akibat kebakaran hutan pada tahun 2019-2020 yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu terjadi karena perubahan iklim.
 
Sementara itu, berdasarkan laporan tersebut Gletser Kaskawulsh yang berada di antara Kanada dan Amerika Serikat, juga mencair dengan cepat, dan mengubah aliran sungai serta menipiskan populasi ikan.
 
Secara keseluruhan, IUCN menyebutkan bahwa 30 persen dari situs World Heritage (warisan dunia) dianggap sangat memprihatinkan, dan 7 persen berada dalam kritis. 
 
 
"Temuan IUCN World Heritage Outlook 3 menunjukkan kebutuhan yang sangat besar akan sumber daya yang memadai, untuk mengelola kawasan alam kita yang tak tergantikan," ucap Peter Shadie selaku Direktur Program World Heritage.
 
Sementara itu, prospek untuk Comoe National Park di Ivory Coast terus membaik dan tersisa beberapa kekhawatiran setelah beralih dari status kritis pada tahun 2014 menjadi significant concern pada tahun 2017.
 
IUCN mengatakan bahwa akibat stabilitas politik negara dan pengelolaan taman, serta dukungan internasional, populasi simpanse, gajah, dan kerbau kini menjadi stabil, lalu burung langka mulai kembali membaik.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x