Harapan Dunia yang Jadi Tugas Joe Biden, dari Perubahan Iklim hingga Afrika Ingin Lebih Dihormati

- 9 November 2020, 14:40 WIB
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden.
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden. /Twitter @JoeBiden/
 
PR DEPOK – Tak lama usai nama Joe Biden keluar sebagai pemenang Pilpres AS, banyak permintaan global yang sudah terpendam selama 4 tahun akan diserukan untuk negara tersebut.
 
Para pemimpin pemerintahan dan sejumlah institusi global kemungkinan akan berkunjung ke Gedung Putih dan mengirim email yang berisi daftar permintaan bantuan dari AS.
 
Di antara bantuan tersebut mulai dari perubahan iklim hingga pajak perusahaan internet, yang sebelumnya dalam pemerintahan Donald Trump sering menolak untuk memberikan.
 
 
Selama masa kampanye, prioritas utama Joe Biden adalah mengalahkan pandemi Covid-19 dan memperlambat kenaikan suhu global.
 
Namun tak hanya itu, ada serangkaian masalah lain yang penting untuk wilayah dan negara tertentu yang sekarang berharap didengar oleh pemerintahan yang akan datang.
 
“Menangani perubahan iklim, perdagangan, keamanan internasional,” kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari AP Senin, 9 November 2020.
 
 
“Banyak, banyak, banyak, banyak, banyak masalah lainnya,” ujar Johnson.
 
Secara keseluruhan, semua orang berharap pada Gedung Putih. Mereka menganggap bahwa dengan terpilihnya Joe Biden, semua solusi akan mengalir dari sana.
 
“Perbedaan besar terletak pada komunikasi, bahwa kita memperlakukan satu sama lain lagi dengan penuh hormat sebagai mitra, sekutu,” kata Peter Beyer, anggota parlemen Jerman yang mengoordinasikan kontak trans-Atlantik untuk pemerintahan Kanselir Angela Merkel.
 
 
Sebelumnya, hubungan antara Beyer dengan Donald Trump tidak pernah benar-benar berjalan dengan baik.
 
"Presiden Donald Trump tidak selalu membedakan antara teman dan musuh," ujarnya.
 
Berikut sekilas beberapa masalah besar yang diinginkan dunia dari bantuan Joe Biden.
 
Pandemi Covid-19
 
Organisasi Kesehatan Dunia hingga dokter dan perawat, berpendapat bahwa negara-negara akan lebih cepat mengalahkan virus corona dengan bekerja sama.
 
 
Terpilihnya Biden pun meningkatkan harapan bahwa dunia sekarang akan mendapatkan keuntungan lebih dari investasi AS dalam upaya pengobatan.
 
“Anda tidak dapat memiliki pendekatan negara demi negara. Anda membutuhkan pendekatan global,” kata Dr. Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO.
 
Dia berharap AS akan bergabung dengan proyek yang dipimpin WHO, Fasilitas Covax, yang bertujuan untuk menyebarkan vaksin kepada orang-orang yang paling membutuhkan di dunia.
 
 
Perubahan iklim
 
Semua orang di seluruh dunia, menantikan Joe Biden memenuhi janjinya untuk menyambungkan kembali AS ke dalam upaya perlindungan iklim dari awal di Oval Office.
 
“Amerika adalah seorang pemimpin. Ke mana Amerika pergi, orang lain mengikuti,” kata Desmond Majekodunmi, seorang aktivis lingkungan di Nigeria.
 
Sementara itu, Asia Selatan yang merupakan rumah bagi hampir seperempat populasi dunia, dan kawasan lain telah menyaksikan dampak perubahan iklim.
 
 
Bersama-sama, kita memiliki planet untuk diselamatkan dari #ClimateEmergency,” tulis Perdana Menteri Kepulauan Pasifik Fiji yang ditujukan kepada Joe Biden di Twitter.
 
“Sekarang, lebih dari sebelumnya, kami membutuhkan AS untuk memimpin upaya multilateral ini,” tuturnya
 
Membangun aliansi
 
Setelah diplomasi America First, para pemimpin dunia ingin Joe Biden menghidupkan kembali peran Washington sebagai pemimpin aliansi.
 
 
Di antara prioritas mereka adalah memuat ambisi strategis Tiongkok dan Rusia serta program nuklir Korea Utara.
 
"Kepemimpinan Amerika sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison, mengacu pada kekhawatiran perambahan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.
 
Di Eropa, Biden telah berjanji untuk memperkuat aliansi AS dan mendukung NATO, yang diremehkan Donald Trump.
 
Sementara itu, pemerintah Asia yang gelisah tentang kekuatan militer Tiongkok memunculkan nilai-nilai bersama mereka dengan Amerika Serikat dan mengungkapkan harapan untuk hubungan dekat.
 
 
Afrika
 
Benua dengan 54 negara dan 1,3 miliar orang, sebagai permulaan kepemimpinan Joe Biden, menginginkan lebih banyak rasa hormat.
 
Sebelumnya, Donald Trump memberikan pernyataan pada 2018 yang menyamakan negara-negara Afrika dengan toilet kotor.
 
"Kembali ke presiden Amerika yang tidak menghina negara-negara Afrika," kata kolumnis Afrika Selatan Barney Mthombothi.
 
Livingstone Sewanyana, kepala kelompok sipil yang berbasis di Uganda, Foundation for Human Rights Initiative, juga ikut memberikan tanggapannya terkait kemenangan Joe Biden.
 
 
"Memulihkan rasa kesopanan di antara bangsa-bangsa, tetapi juga di antara orang-orang dari bangsa-bangsa. Dia berpengalaman. Dia telah menunjukkan empati kepada orang biasa,” ujarya.
 
Timur Tengah
 
Wilayah ini menghadirkan peluang bagi Joe Biden untuk membedakan dirinya dari Donald Trump.
 
Di antara kebijakan Donald Trump yang berjanji akan dibatalkan oleh tim Joe Biden, salah satu yang paling banyak dirasakan adalah larangan yang membatasi perjalanan dari lima negara mayoritas muslim seperti Iran, Libya, Somalia, Suriah, dan Yaman.
 
 
Selain itu, apa yang akan dilakukan mantan wakil presiden Barack Obama di Irak dan Suriah masih menjadi pertanyaan.
 
“Kami melihat apa yang dilakukan Obama ke Irak ketika dia menjadi presiden, keputusannya untuk menarik pasukan Amerika dari Irak adalah contohnya. Ini menyebabkan peningkatan intervensi Iran dalam urusan Irak, ”kata Yousif Emad, seorang dokter gigi berusia 26 tahun.
 
“Biden akan membawa kita kembali ke era Obama atau bahkan lebih buruk!”  ujarnya.
 
Lebih lanjut, Joe Biden mewarisi perang terpanjang Amerika di Afghanistan. Ia juga telah berjanji untuk mengakhiri perang selamanya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Assicated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x