Pengakuan Mantan Tahanan Muslim Uighur di Kamp Xinjiang: Dipaksa Makan Daging Babi Setiap Hari Jumat

- 5 Desember 2020, 14:18 WIB
Ilustrasi anak-anak Muslim Uighur.
Ilustrasi anak-anak Muslim Uighur. /Pixabay/Wikilmages.

Baca Juga: PA 212 Usul Panggilan HRS Dibatalkan, Luqman Hakim: Kalau Gak Mau Diproses, Ya Jangan Melanggar!

Penandatanganan kesepakatan itu diketahui dilakukan pada hari pertama bulan Ramadhan. Kesepakatan tersebut diduga merupakan bagian dari strategi sekularisasi.

"Ini adalah bagian dari strategi sekularisasi, mengubah Uighur sekuler dan mengindoktrinasi mereka untuk mengikuti partai komunis dan menjadi agnostik atau ateis," kata Andrian Zenz.

Namun, Beijing telah membela kebijakannya di kawasan tersebut. Mereka mengatakan bahwa pendekatan itu diperlukan untuk melawan ekstremisme, separatisme, dan terorisme, menyusul kerusuhan mematikan di ibu kota kawasan Urumqi pada 2009.

Baca Juga: Singapura Akan Jadi Negara Pertama yang Konsumsi Daging Ayam Tanpa Perlu Sembelih

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa kamp yang dibuat pemerintah Tiongkok telah menahan lebih dari satu juta orang.

Beijing lalu membantah, mereka mengatakan bahwa kamp itu dibuat untuk melatih kembali populasi Uighur dan mengajari mereka keterampilan baru.

Seperti Sautbay yang mengalami pengalaman penahanan langsung, pengusaha Uighur Zumret Dawut juga menceritakan pengalamannya.

Dia dijemput pada Maret 2018 di Urumqi, kota kelahirannya. Selama dua bulan, ia mengatakan bahwa pihak berwenang meminta penjelasan terkait hubungannya dengan Pakistan, yang merupakan tanah air suaminya.

Baca Juga: Klaim Dubes RI Dipatahkan Saudi, Refly Harun: Dia Bertindak Sendiri atau Jalankan Misi Pemerintah?

Mereka juga menanyakan tentang berapa banyak anak yang dimilikinya, serta apakah mereka sudah belajar agama dan membaca al-Quran atau belum.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x