Tertatih untuk Dapatkan Vaksin Covid-19, Palestina Bidik Jenis Covax, AstraZeneca, dan Moderna

- 11 Desember 2020, 16:22 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/fotoblend.

PR DEPOK - Penyebaran pandemi Covid-19 hingga kini belum usai menghantam Palestina. Sejauh ini, Palestina menjadi salah satu negara yang sangat mengharapkan mendapatkan vaksin Covid-19.

Seperti negara lain di dunia, Palestina tengah berupaya untuk memperoleh vaksin Covid-19.

Apabila vaksin Covid-19 telah didapatkan, dilaporkan proses vaksinasi kepada sejumlah warga Palestina akan dilakukan sekitar Januari dan Maret 2021.

Baca Juga: Diminta Pengacara HRS, PMJ Tegaskan tak Ada Surat Pemeriksaan dan Langsung Tangkap Habib Rizieq

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Palestina, Mai al-Kaila dalam konferensi pers di Ramallah, Rabu 9 Desember 2020.

"Kami berharap vaksinasi pertama kami akan dilakukan sekitar akhir Januari, awal Februari, pada Maret itu akan bersama kami," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Time of Israel.

Mai mengatakan, petugas medis akan menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19 saat telah tiba, lalu diikuti anggota layanan keamanan, dan mereka yang dianggap berada dalam kelompok berisiko.

Baca Juga: Hasil Quick Count Paslon Machfud-Mujiaman Kalah, Golkar Semangati Kader dan Sukarelawan

"Menurut pedoman Covax, prioritas pertama harus diberikan kepada petugas medis. Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami ingin juga memprioritaskan layanan keamanan yang bekerja bersama kami di lapangan, para lansia, wanita hamil, dan orang sakit kronis," ucapnya.

Covax adalah inisiatif global untuk pengadaan vaksin, terutama untuk 92 negara dengan populasi berpenghasilan rendah.

Inisiatif ini melibatkan World Health Organization (WHO), Gavi, dan Coalition fro Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

Baca Juga: Sebut HAM Kalah dengan UU ITE, Haris Azhar: Ini Bentuk Terpojoknya Negara, Jangan Takut Dipidanakan!

Di luar vaksin gratis yang didapatkan, Mai menyarankan otoritas Palestina dapat terus membeli vaksin bersubsidi dari Covax. Namun, proses untuk mendapatkan hal tersebut belum tuntas.

Selain Covax, Palestina pun tengah menjalin komunikasi dengan AstraZeneca, Moderna, dan Rusia.

Sementara untuk Pfizer, Mai mengatakan Palestina tampaknya tak akan menggunakan produk Pfizer, karena mereka tidak memiliki peralatan atau fasilitas untuk mengamankan vaksin Pfizer.

Baca Juga: Usai FPI, Kapolda Metro Jaya Tegaskan Akan Tindak Ormas yang Ganggu Masyarakat dan Robek Kebhinekaan

"Vaksin Pfizer membutuhkan faktor logistik, pembekuan, lemari pendingin yang dapat menjaga isinya pada suhu minus 75 derajat hingga 80 derajat celcius," katanya.

Palestina, dikatakan Mai, hanya memiliki satu lemari pendingin untuk penyimpanan dan itu tidak akan mampu menampung dalam jumlah besar.

"Kami tidak memiliki fasilitas itu, jadi kami telah menutup kemungkinan itu," ujar Mai mengakhiri.***

 

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Time of Israel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x