Bentrokan Unjuk Rasa Kembali Terjadi di Palestina, Seorang Remaja Tewas Ditembak Pasukan Israel

- 6 Desember 2020, 10:34 WIB
Ilustrasi bentrokan unjuk rasa Palestina di tepi Barat.
Ilustrasi bentrokan unjuk rasa Palestina di tepi Barat. /Pixabay

PR DEPOK - Di sela bentrokan unjuk rasa warga Palestina di tepi Barat, seorang remaja Palestina tewas ditembak oleh pasukan Israel. 

Remaja bernama lengkap Ali Ayman Nasr Abou Aliya dikabarkan meninggal dunia karena luka-luka yang dideritanya setelah ditembak dengan peluru tajam di bagian perutnya. 
 
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa bentrokan tersebut terjadi di utara Ramallah, pada Jumat 4 Desember 2020. 
 
 
Pihak Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa Ali dibawa ke rumah sakit dalam keadaan sudah kritis hingga kemudian meninggal dunia. 
 
Namun, seorang juru bicara dari militer Israel mengatakan bahwa tentara sudah melakukan pembubaran massa saat menghadapi ratusan orang Palestina yang melemparkan batu-batu ke arah tentara. 
 
Dia juga mengatakan bahwa massa dari Palestina mencoba untuk menggulingkan batu dan membakar ban ke kendaraan Israel.
 
 
"Laporan penggunaan tembakan langsung selama kerusuhan itu tidak benar dan klaim tentang sejumlah perusuh yang terluka serta satu tewas diketahui," kata juru bicara tersebut seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Aljazeera.
 
Seorang anggota dewan desa Marzouq Abu Naeem mengatakan, Ali yang berusia 13 tahun tersebut terlibat dalam protes mingguan terhadap pemukimam ilegal Israel di desa al-Mughayyir dekat Ramallah. 
 
"Kejahatan buruk ini adalah kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," ucap Kementerian Luar Negeri Palestina. 
 
 
Selain Ali, diketahui terdapat empat orang lainnya yang terluka akibat tembakan dari tentara Israel. 
 
Orang-orang Palestina yang memiliki pemerintahan sendiri terbatas di tepi Barat, mengatakan bahwa pemukiman Israel di sana menolak mereka sebagai negara yang layak.
 
Namun, lagi lagi Israel membantah pandangan tersebut.
 
 
Mereka menempati pemukiman tersebut dengan alasan kebutuhan keamanan, hubungan alkitabiah, dan sejarah dengan tanah itu.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x