Menurut Profesor Geologi dan Sumber Daya Air di Afrika Research Institute, Abbas Sharaqi mengatakan bahwa air di sumur Zamzam tidak pernah mengering karena terhubung dengan air tanah terbarukan.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, Profesor Sharaqi juga menjelaskan bahwa air Zamzam merupakan air terbarukan karena sumbernya adalah air hujan di Kota Makkah.
Baca Juga: Ngabuburit di Sepanjang Rel Kereta Api Bisa Kena Denda Rp15 Juta
Mekah merupakan daerah pegunungan dan salah satu lembah yang ditemukan di sana memiliki kemampuan untuk menampung air Zamzam di dataran rendah.
Profesor Sharaqi juga menyebut terdapat sedimen sungai sepanjang 14 meter yang terbentuk dari air hujan di pegunungan yang turun ke dataran rendah dan berubah menjadi sedimen.
Dari proses tersebut memakan waktu jutaan tahun untuk membuat sumur Zamzam sepanjang 14 meter.
Baca Juga: Resmi Cerai dengan Eryck Amaral, Aura Kasih Akui Siap Jalani Status Barunya sebagai Single Parent
Di bagian paling bawah membentuk kedalam sumur Zamzam mencapai 35 meter.
Profesor Sharaqi berpikir jika tidak ada hujan di Arab Saudi, maka ada kemungkinan airnya akan habis, tetapi karena iklim negara tersebut stabil dan tidak berubah sehingga akan terus berisi air.
“Sumur Zamzam sudah digunakan selama 4.000 tahun, ini membuat kami berpikir jika tidak ada hujan di Arab Saudi, mungkin airnya akan habis. Namun, mengingat iklim yang stabil dan tidak berubah, sumur-sumur tersebut dapat terus ada," ujar Profesor Sharaqi.