PR DEPOK – Pemerintah Israel memiliki Badan Intelijen Cyber Israel yang disebut Unit 8200.
Unit 8200 Israel baru diketahui keberadaannya beberapa dekade yang lalu usai melewati sejarah yang panjang.
Dikenal sebagai unit 515 sebelumnya, Unit 8200 dibangun dengan tujuan untuk meretas saluran telepon Arab.
Baca Juga: Sinopsis Film Casino Raiders II, Aksi Sepasang Penjudi Berbakat tuk Dapatkan Tablet Batu Giok Sakti
Keberadaan Unit 8200 menjadi salah satu kekuatan yang menyebabkan berdirinya Israel pada tahun 1948.
Pada tahun 1956, tahun perang kedua antara Israel dan negara-negara tetangga, nama Unit 8200 kemudian diubah kembali menjadi 848.
Seiring berjalannya waktu, Unit 8200 yang telah berubah nama terlibat perang Yom Kippur pada tahun 1973.
Kala itu, perang melibatkan serangan dari Mesir dan Suriah, dan menjadi catatan sejarah kegagalan terbesar dalam teknologi intelijen Israel.
Pasalnya, salah satu mata-mata Unit 848 telah ditangkap oleh Suriah dan telah membocorkan informasi penting ke badan intelijen Israel.
Selanjutnya, Israel merombak total Unit 848 dan kembali dengan nama Unit 8200.
Baca Juga: Berduka Usai Janin Aurel Hermansyah Keguguran, Atta Halilintar: Sampai Jumpa di Surga Anakku
Kegagalan waktu itu mengajarkan Israel betapa pentingnya melindungi informasi yang diperoleh.
Maka dari itu, Unit 8200 menjalankan misi secara diam-diam, bahkan departemen lain tidak tahu apa yang mereka lakukan.
Seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, pengembangan Unit 8200 ditekankan hingga unit ini setara dengan Mossad, karena itu Israel enggan mengandalkan teknologi AS.
Diketahui, jumlah staf Unit 8200 bertambah dan misinya berkembang di dunia yang didorong oleh Internet.
Forbes melaporkan bahwa pada tahun 2016, 90 persen teknologi intelijen Israel berasal dari Unit 8200.
Sementara itu, menurut analis intelijen, tugas Unit 8200 serupa dengan tugas Badan Keamanan Nasional (NSA) atau Markas Besar Komunikasi Pemerintah Inggris.
Mereka menganalisis informasi dalam domain publik hingga penggunaan operator manusia dan intelijen sinyal khusus dengan semua cara.
Baca Juga: Kehilangan Calon Cucu Pertama dari Aurel dan Atta, Anang Hermansyah: yang Sabar Ya Anakku
Wilayah geografis operasi mereka ditargetkan di luar Israel, termasuk Palestina.
Seiring berjalannya waktu, fokus Unit 8200 sekarang adalah penggalian data dan kemampuan untuk meninjau sejumlah besar informasi untuk mendapatkan gambaran tentang ancaman yang akan datang.
Sementara itu, sistem perekrutan anggota Unit 8200 awalnya, para remaja Israel akan diperkenalkan dengan Magshimim.
Magshimim adalah program tiga tahun yang menargetkan lulusan sekolah dari usia 16 hingga 18 tahun.
Baca Juga: Kehilangan Calon Cucu Pertama dari Aurel dan Atta, Anang Hermansyah: yang Sabar Ya Anakku
Program ini bertujuan untuk menemukan potensi remaja di Israel dengan keterampilan pengkodean dan peretasan komputer.
Magshimim juga dibangun untuk membantu para remaja yang berasal dari keluarga miskin di Israel selatan dan utara.
Program Magshimim sepenuhnya didanai oleh pemerintah Israel dan Rashi Foundation.
Pada akhir pembelajaran program Magshimim, para remaja akan mendapat undangan untuk diwawancarai sebelum bergabung dengan IDF.
Wawancara tidak dilakukan oleh pejabat tinggi, tetapi oleh anggota Unit 8200 berusia awal 20-an, guna menemukan remaja yang mampu mengambil alih pekerjaan mereka.
Agar dapat bergabung dengan Unit 8200, diperlukan kemampuan matematika, komputer, dan bahasa asing merupakan keuntungan yang sangat besar.
Akan tetapi, yang lebih penting adalah kemampuan berpikir cepat, mampu beradaptasi serta mampu mengatasi setiap masalah yang dianggap mustahil.
Baca Juga: Ngeri! Ahli dari WHO Sebut Tsunami Covid-19 di India Belum Capai Puncaknya
Sebagian besar alumni Unit 8200 telah mengembangkan keterampilan dan pengalaman mereka dalam membangun beberapa perusahaan terkemuka dunia.
Misalnya, Checkpoint, Imperva, Nice, Gilat, Waze, Trusteer, dan Wix yang semuanya memiliki akar serta pengalaman yang lama dengan IDF.
Hingga kini, bagi alumni Unit 8200, fokus mereka tidak hanya untuk mengabadikan kenangan saat melayani dengan IDF, tetapi untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk mengembangkan bisnis dan keterampilan mereka untuk membangun Israel yang lebih kuat.***