11 Hari Pertempuran, Israel dan Hamas Setuju untuk Gencatan Senjata

- 21 Mei 2021, 13:45 WIB
Penampakan sistem anti-rudal Iron Dome Israel saat mencegat roket yang diluncurkan militan Hamas dari Jalur Gaza menuju Israel.
Penampakan sistem anti-rudal Iron Dome Israel saat mencegat roket yang diluncurkan militan Hamas dari Jalur Gaza menuju Israel. /REUTERS/Amir Cohen.

PR DEPOK – Gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang di mediasi oleh Mesir, dimulai pada hari Jumat ini.

Presiden AS Joe Biden telah berjanji akan menyelamatkan Jalur Gaza yang hancur diakibatkan oleh pertempuran beberapa tahun ini dengan bantuan kemanusiaan.

Banyak dari warga Palestina selama 11 hari menghabiskan waktu dalam ketakutan akan serangan dari Israel.

Baca Juga: Segera Klik eform.bri.co.id/bpum dan Dapatkan BPUM BLT UMKM Rp1,2 Juta Tahap 3 Tahun 2021

Dalam hitungan mundur gencatan senjata akan terjadi pada pukul 2 pagi (23.00 GMT Kamis), masing-masing pihak menyatakan siap untuk melakukan gencatan senjata dan akan membalas setiap pelanggaran jika dilakukan pihak lain.

Kairo sendiri akan mengirimkan dua delegasi untuk memantau gencatan senjata tersebut.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, pada Jumat 21 Mei 2021, perang ini terjadi pada 10 Mei karena dipicu oleh kemarahan warga Palestina ketika Israel mengekang hak-hak mereka di Yerusalem, termasuk selama konfrontasi polisi dengan pengunjuk rasa di masjid Al Aqsa selama bulan Ramadhan.

Perang yang terjadi itu membuat banyak warga Palestina di Gaza tidak dapat mengikuti Hari Raya Idul Fitri di akhir Ramadhan.

Baca Juga: Sebut Israel Telah Kibarkan Bendera Putih ke Palestina, Hasmi: Ternyata Hanya Sampai di Sini Nafas Israel

Dalam perang ini juga pejabat Kesehatan Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak telah tewas, dan lebih dari 1.900 terluka dalam pemboman tersebut.

Pihak berwenang juga menyebutkan 12 jumlah korban tewas di Israel dengan ratusan orang dirawat karena cedera dalam serangan roket yang menyebabkan kepanikan.

Di tengah kekhawatiran global yang meningkat, Biden telah mendesak perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengupayakan de-eskalasi. Sementara Mesir, Qatar, dan PBB berusaha menengahi.

Baca Juga: Minta Indonesia Izinkan Hamas Buka Kantor Perwakilan di Jakarta, Hasmi: Fasilitasi Pengembangan Senjata Mereka

Dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Kamis, Biden menyampaikan belasungkawa kepada Israel dan Palestina dan mengatakan Washington akan bekerja dengan PBB untuk memberikan bantuan kemanuasiaan dengan cepat.

Selain itu, Biden juga mengatakan bantuan akan dikoordinasikan dengan otoritas Palestina dengan cara tidak mengizinkan Hamas untuk mengisi kembali persenjataan militernya.

Hamas sebelumnya menuntut agar setiap penghentian pertempuran Gaza harus disertai dengan penarikan pasukan Israel di Yerusalem. Dan seorang pejabat Israel mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada kondisi seperti itu dalam gencatan senjata.

Baca Juga: Indonesia Disebut Negara yang Memalukan, Rocky: Apa yang Mau Dibanggakan Kalau Didaftarkan di List of Shame?

“Gaza adalah bagian dari integral dari Negara Palestina di masa depan dan tidak ada upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional yang nyata yang mengakhiri perpecahan,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutters.

Ia juga mengatakan para pemimpin Israel dan Palestina memiliki tanggung jawab di luar pemulihan untuk mengatasi akar penyebab konflik.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah