"Mereka menugaskan tiga sampai empat tentara di pintu setiap rumah kami, untuk mengunci kami di dalam. Setiap kami hendak keluar, mereka berkata 'Kalian tetap di dalam atau kami akan kalahkan kalian," ucapnya menjelaskan.
Lebih lanjut, Iskafi mengaku sempat melakukan aksi unjuk rasa secara damai di lingkungannya, tapi yang ia dan demonstran lain dapatkan adalah serangan represif dari polisi Israel.
"Kepala saya terluka, tapi mereka tak perduli dan mengincar siapapun bahkan pria tua (71) seperti saya," ujar Iskafi.
Diketahui sebelumnya, wilayah Sheikh Jarrah pada awal bulan Mei ini memang menjadi lokasi demonstrasi, karena pengusiran paksa yang dilakukan Israel terhadap puluhan warga Palestina.
Protes besar-besaran itu pun lantas drngan cepat menyebar ke seluruh wilayah di Palestina dan menyita perhatian masyarakat Internasional.
Tindakan keras Israel itu lalu menyebar luas kepada pengunjuk rasa di Masjid Al-Aqsa, dimana pasukan Israel saat itu menyerbu Al-Aqsa berkali-kali di bulan suci Ramadhan, hingga melukai ratusan jemaah Muslim.***