"Ini sangat sulit, aku bahkan tak bisa mendeskripsikannya, tidak bisa, tidak bisa. Apapun yang aku katakan padamu, yang ada di hatiku jauh lebih besar daripada itu," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa rudal yang diluncurkan oleh militer Israel telah menargetkan rumah yang ditinggali oleh Shaima dan keluarganya.
Haya mengaku melihat anggota keluarganya itu meninggal dan dikeluarkan dari puing-puing rumah yang telah hancur dihantam oleh rudal.
"Rudal tersebut menargetkan rumah itu, kami melihat mereka mati dan dikeluarkan dari puing-puing reruntuhan. Israel terus membombardir mereka dari pukul 1.00 hingga 3.00 dini hari. Jika kamu tertidur selama lima menit saja, lalu terbangun, kamu tak akan bisa menyadari apa yang sudah terjadi," katanya menahan tangis.
Sepupu Shaima itu pun berharap kejadian tersebut hanyalah mimpi buruk, lantaran ia sangat terpukul atas kepergian Shaima, beserta paman dan tantenya.
"Pamanku meninggal, dan istrinya juga. Putra mereka, seorang dokter yang menjadi kepala departemen patologi di Rumah Sakit Chifa juga meninggal, istrinya meninggal, anak perempuan dan anak laki-lakinya meninggal. Hanya ada satu yang selamat dari keluarga tersebut," ujar Haya.
Baca Juga: Update Persebaran Covid-19 Depok, 22 Mei 2021: 48.877 Positif, 46.913 Sembuh, 940 Meninggal Dunia
"Shaima adalah jantung hatiku, belahan jiwaku, kami lebih dari sekedar saudara, dia seorang pengantin, pernikahannya hanya tinggal satu bulan. Dia pengantin terbaik, pengantin di surga. Semoga Tuhan mengasihani jiwanya," tutur Haya sambil menangis.***