Ia menceritakan saat-saat terakhir bisa menghubungi Shaima sebelum akhirnya hilang kontak.
Baca Juga: Komnas KIPI Tegaskan Tidak Ada yang Meninggal karena Vaksinasi Covid-19
"Pernikahanku rencananya diselenggarakan setelah Idul Fitri, aku mempersiapkan apartemenku selama dua bulan, dan kami (Anas dan Shaima) tengah membicarakan tentang rencana kami," tutur Anas.
"Malam itu aku mengirim pesan singkat ke Shaima menanyakan tentang keberadaannya, dan dia membalasnya. Bombardir dimulai, aku memintanya untuk bersembunyi, tapi pesan itu tidak pernah terkirim kepadanya," katanya melanjutkan.
Namun, setelah mengetahui Shaima meninggal, Anas lantas segera mengunjungi kamar mayat dan melihat tunangannya itu untuk terakhir kalinya.
"Mereka (petugas) memperlihatkanku jenazah para syuhada, dan aku menemukannya (Shaima). Aku ingin mengucapkan selamat tinggal dan aku melihat dia tersenyum. Aku katakan padanya, kamu sekarang berada di tempat yang lebih baik daripada aku. Kamu akan masuk surga, alhamdulillah," tutur Anas sambil tersenyum.
Sementara itu, sepupu Shaima, Haya Abu al-Ouf, mengaku sama sekali tidak bisa berkata-kata atas perasaan yang kini berkecamuk di hatinya.
Kejadian yang menimpa Shaima dan keluarga besarnya itu sangat berat untuk diterima olehnya.