Diketahui bersama, hubungan Australia dan China mulai dibekap ketegangan pada tahun 2018 silam. Hubungannya kian memburuk saat pandemi Covid-19 melanda di seluruh dunia.
Australia sempat menyerukan penyelidikan secara independen soal asal-usul pandemi Covid-19. China menggangap seruan Canberra tersebut bermotif politik.
Selain itu, hubungan Australia dan China semakin memburuk ketika Pemerintahan Scott Morrison mengkritik atas tindakan Beijing di Hong Kong dan Xinjiang.
Atas kritikan itu, China kemudian membalas dengan mengenakan tarif 200 persen untuk anggur Australia selama lima tahun terhitung sejak Maret.
Sebelumnya, upaya Australia untuk melakukan kontak dengan pihak berwenang China acap kali alami kegagalan.
Baca Juga: Australia Targetkan Kajian Vaksin Covid-19 Pfizer Selesai Januari 2021
Menteri Perdagangan (Mendag) Australia, Dan Tehan menyebutkan bahwa ia telah menuliskan surat kepada Beijing dan belum ada balasan atas surat tersebut sejak Januari silam.
Dalam surat tersebut, Tehan menjelaskan cara-cara agar kedua negara dapat terlibat secara konstruktif.
"Saya masih menunggu jawaban," ucap Tehan.***