Belum terdapat informasi lebih lanjut tentang hukuman apa yang akan diberikan terhadap guru yang membagikan selebaran tersebut.
“Pamflet itu bukan bagian dari kurikulum kami dan seharusnya tidak dikirim pulang bersama siswa,” ucap Hogan, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.
“Sebelumnya, Planned Parenthood mengajar di sekolah kami dan menyediakan brosur yang dibagikan kepada siswa,” ucap Hogan menambahkan.
Ia juga mengatakan bahwa sebelumnya pihak sekolah menemukan sebuah binder berisi materi kurikulum yang tertinggal yang digunakan oleh seorang guru, dan selebaran ini ada di dalam binder tersebut.
Pihak sekolah tidak menyadari bahwa seleberan itu bukan materi yang disetujui, dan tanpa sepengetahuan, guru tersebut mengirimnya pulang bersama siswa.
Selebaran itu juga menyarankan siswa bahwa mereka dapat menerima resep untuk pengendalian kelahiran tanpa izin orang tua dan menerima kontrasepsi darurat Rencana B tanpa resep.
Diketahui bahwa Planned Parenthood Federation of America (PPFA) sejauh ini belum mengomentari insiden tersebut.***