Kerusuhan di Afrika Selatan Tewaskan 212 Orang, Presiden Cyril Ramaphosa Kerahkan 25 Ribu Tentara

- 17 Juli 2021, 08:00 WIB
Anggota masyarakat memantau akses ke pinggiran kota setelah beberapa hari penjarahan menyusul pemenjaraan mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, di Durban, Afrika Selatan, 15 Juli 2021.
Anggota masyarakat memantau akses ke pinggiran kota setelah beberapa hari penjarahan menyusul pemenjaraan mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, di Durban, Afrika Selatan, 15 Juli 2021. /REUTERS/Rogan Ward/

Baca Juga: 5 Pemain Barcelona yang Bisa Dilepas untuk Ringankan Beban Keuangan Tim, Philippe Coutinho Salah Satunya

"Kami telah mengidentifikasi sejumlah besar dari mereka, dan kami tidak akan membiarkan anarki dan kekacauan terjadi di negara kami,” tambah Presiden Cyril Ramaphosa.

Dalam hal itu, satu orang telah ditangkap karena telah menghasut kekerasan dan 11 orang lainnya dalam pengawasan.

Presiden Cyril Ramaphosa juga mengatakan pengerahan 25.000 tentara akan mengakhiri kerusuhan yang merajalela di provinsi KwaZulu-Natal dan Gauteng.

Lebih dari 2.500 orang telah ditangkap karena pencurian dan perusakan, serta 212 orang tewas.

Baca Juga: Anies Pakai Jargon Ilmiah Tangani Covid-19, Dedek Prayudi: Apa? Sejak Awal Peti Mati dan Kuburan Dikedepankan?

Ada pun keterangan terkait hal tersebut diungkap oleh pihak kepolisian bahwa banyak orang yang tewas akibat terinjak-injak saat penjarahan toko-toko.

Presiden Cyril Ramaphosa mengungkap dalang kerusuhan di Afrika Selatan belum ditangkap, tapi dirinya telah mengetahui siapa mereka.

"Mereka yang bertanggung jawab untuk mengorganisir kampanye kekerasan dan penghancuran ini belum ditangkap dan jaringan mereka belum dibongkar,” kata Ramaphosa.

"Tapi kita tahu siapa mereka, dan mereka akan dibawa ke pengadilan," tegasnya.

Halaman:

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah