Lebih lanjut, sebuah makalah berdasarkan data nasional yang dikumpulkan oleh Sistem Pengawasan Obstetri Inggris, menemukan bahwa proporsi wanita hamil yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi sedang hingga berat meningkat secara signifikan setelah muncul varian delta.
Studi dari para peneliti Universitas Oxford juga menemukan bahwa wanita hamil yang dirawat di rumah sakit selama gelombang Delta lebih mungkin terkena pneumonia, dengan sepertiga membutuhkan bantuan pernapasan.
"Sangat memprihatinkan dengan menemukan wanita hamil lebih banyak dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 serta tampaknya lebih terpengaruh oleh varian Delta," ungkap kepala peneliti studi tersebut Marian Knight, profesor kesehatan ibu dan anak.
Tak satu pun dari lebih dari 3.000 wanita hamil yang dirawat di rumah sakit dengan gejala Covid-19 sejak Februari telah divaksinasi dengan dosis lengkap, kata penelitian itu.
Sebuah survei oleh RCOG pada bulan Mei menemukan bahwa 58 persen wanita hamil menolak vaksin dengan sebagian besar mengatakan mereka takut membahayakan bayi atau sedang menunggu informasi lebih lanjut mengenai keamanan.
Baca Juga: 202 Pengacara Siap Bela Munarman di Sidang, Pandji Pragiwaksono: Kurang, Tambah 10 Lagi Jadi Pas
Kepala vaksin Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Kate O'Brien mengatakan minggu ini bahwa wanita hamil telah terbukti meningkatkan risiko penyakit parah akibat Covid-19.
"Itu membuat Anda berisiko lebih besar dan mungkin akan terasa lebih benar di kemudian hari ketika Anda perut semakin membesar dan kapasitas paru-paru Anda berkurang," ujarnya.
"Temuan penelitian ini sangat menyoroti kebutuhan mendesak akan pendekatan global dalam mengatasi kesalahan informasi ini serta meningkatkan penyerapan vaksin selama kehamilan," lanjut kepala vaksin WHO oti.***