PR DEPOK - Uni Eropa dikabarkan masih belum mau untuk mengakui kelompok Taliban setelah berhasil kuasai kembali Afghanistan.
Kepastian belum mau mengakui Taliban ini disampaikan langsung Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.
Presiden Komisi Uni Eropa ini juga menuturkan tidak mengadakan pembicaraan politik dengan Taliban, usai seminggu kuasai Afghanistan.
Diketahui bersama, Taliban menyelesaikan pengambilalihan kekuasaan dari pemerintahan Afghanistan pada Minggu, 15 Agustus 2021 silam.
Ursula von der Leyen menuturkan bahwa dia akan mengusulkan peningkatan bantuan kemanusiaan 57 juta euro yang telah dialokasikan komisi tahun ini untuk Afghanistan.
Lebih lanjut, dia mengatakan bantuan pembangunan Uni Eropa terkait perhormatan terhadap HAM, perlakuan yang baik terhadap minoritas dan penghormatan terhadap hak-hak perempuan dan anak perempuan.
"Kami mungkin mendengar kata-kata Taliban, tetapi kami akan mengukur mereka di atas segalanya dengan perbuatan dan tindakan mereka," ujarnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.
Kemudian, Ursula von der Leyen mengatakan komisi siap menyediakan dana untuk negara-negara Uni Eropa yang bantu memukimkan kembali para pengungsi.
Bahkan, lanjutnya, pihaknya berencana untuk mengangkat masalah pemukiman kembali pada pertemuan G7 pada pekan depan.
Sekadar informasi, G7 adalah sebuah grup yang terdiri dari Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, Prancis, dan Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya diberitakan, Uni Eropa hanya akan bekerja sama dengan Taliban apabila kelompok itu menghorrmati hak-hak dasar, termasuk hak perempuan.
Hal itu dilontarkan langsung oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell usai pertemuan darurat dengan para menteri luar negeri Uni Eropa.
Baca Juga: Tembok Sepanjang 40 Kilometer di Perbatasan Yunani-Turki Siap Bendung Imigran Afghanistan
"Saya belum menyebutkan bahwa kami (Uni Eropa, red) bakal mengakui Taliban. Saya baru saja mengatakan bahwa kita harus berbicara dengan mereka untuk segalanya," tutur dia.***