Beda dengan Joe Biden, Menlu AS Klaim Al Qaeda Masih Ada di Afghanistan

- 23 Agustus 2021, 13:09 WIB
Menlu AS Antony Blinken.
Menlu AS Antony Blinken. /REUTERS/Brendan Smialowski.

PR DEPOK - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken terpaksa mengakui bahwa tidak benar bahwa Al Qaeda telah hilang dari Afghanistan.

Pernyataan Menlu AS Antony Blinken ini tidak sejalan dengan Presiden Joe Biden yang sebelumnya mengklaim sebaliknya.

"Seperti yang kita semua tahu, kami pergi ke Afghanistan 20 tahun yang lalu dengan satu misi dan satu tujuan dalam pikiran," kata Menlu AS dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Sputnik News.

Baca Juga: Kapan Gelombang 19 Kartu Prakerja Dimulai? Berikut ini Bocoran Estimasi Jadwalnya

"Hanya untuk berurusan dengan orang-orang yang menyerang kami pada 9/11 dan untuk membawa bin Laden ke pengadilan, yang kami lakukan selama satu dekade," tuturnya menambahkan.

Kendati begitu, Menlu AS meyakini usaha pemerintahannya telah berhasil mengurangi kekuatan Al Qaeda dalam hal menyerang kembali negaranya dan menguasai Afghanistan.

Dalam sesi wawancara dengan Fox News Sunday, Antony Blinken mengakui bahwa masih ada anggota dan sisa-sia Al Qaeda di negara tersebut.

Namun, ia tidak secara langsung mengakui bosnya melakukan kesalahan saat mengatakan organisasi teroris telah benar-benar menghilang dari Afghanistan.

Baca Juga: Tak Sabar Sambut Calon Cucu, Makan Malam Keluarga Anang Hermansyah Bahas Soal Kehamilan Aurel

“Tapi yang dimaksud presiden adalah kapasitasnya untuk melakukan apa yang dilakukannya pada 9/11 dan kapasitas itu telah sangat berhasil dikurangi,” ujar Antony Blinken lagi.

Meskipun begitu, Menlu AS itu meyakini usaha pemerintahannya telah berhasil mengurangi kekuatan al-Qaeda dalam hal menyerang kembali negaranya dan menguasai Afghanistan.

Dalam sesi wawancara Fox News Sunday, Blinken mengakui bahwa masih ada anggota dan sisa-sisa Al Qaeda di negara itu.

Namun ia tidak secara langsung mengakui bahwa bosnya melakukan kesalahan ketika mengatakan pada Jumat lalu bahwa organisasi teroris telah benar-benar menghilang dari Afghanistan.

Baca Juga: Salah Satu Pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar Tiba di Kabul, Bahas Pemerintahan Baru Afganistan

Invasi Amerika tahun 2001 ke Afghanistan diluncurkan dengan dalih mengusir Taliban dari kekuasaan atas hubungan gerakan itu dengan Al Qaeda dan penyediaan tempat berlindung yang aman bagi teroris.

Laporan terbaru PBB menunjukkan Al Qaeda hadir di setidaknya 15 provinsi Afghanistan. Pada 15 Agustus, Taliban dengan cepat merebut kekuasaan di negara itu saat negara Barat menarik pasukannya.

Akibat perebutan kekuasaan Taliban itu akan menghasilkan krisis pengungsi baru karena ribuan rakyat Afghanistan berusaha melarikan diri dari negaranya.

Baca Juga: Cara Daftar UMKM Online di oss.go.id agar Dapat BLT BPUM 2021

Sejauh ini, AS telah berjanji untuk menyambut sekitar 10.000 warga Afghanistan dari mereka yang telah meninggalkan negara itu dalam beberapa hari terakhir.

Sementara Inggris mengatakan akan menerima sekitar 5.000 pengungsi Afghanistan tahun ini dan total 20.000 di tahun-tahun mendatang untuk pemukiman.

Tiga negara Eropa lainnya, seperti Albania, Kosovo dan Makedonia Utara turut ikut melindungi warga sipil Afghanistan yang telah bekerja dengan AS dan negara-negara NATO lainnya di negara itu.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Sputnik News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah